Setelah liputan tentang pra acara yang saya tulis di sini, tibalah saatnya menceritakan kemeriahan Bazar MTQMN XV 2017 UB yang telah dibuka pada Kamis (27/7) oleh Prof. Arief Prajitno, Wakil Rektor III Universitas Brawijaya. Saat pembukaan tersebut, Prof. Arief berpesan agar tiap peserta bazar MTQ-UB menjaga kebersihan karena stand paling bersih dan laris akan mendapatkan penghargaan.
Pembukaan Bazar MTQMN XV UB oleh Wakil Rektor III UB (Sumber: Ihwan Harianto) |
Saya pun penasaran dengan Bazar MTQMN XV UB yang terdiri dari 101 stand ini. Dimana dari keseluruhan jumlah stand, 30 berasal dari internal UB dan 69 stand external UMKM binaan UB. Membayangkannya saja membuat saya berpikir pasti menarik bisa berwisata kuliner sambil menikmati pemandangan hasil karya dari UMKM. Oiya, ada juga stand sponsor yaitu Sosro, Wardah, dan Telkomsel yang akan memberikan hadiah kepada stand terheboh dan terfavorit.
Saat bazar berlangsung panitia menyediakan 1000 porsi makan gratis untuk menarik pengunjung yang dibagikan secara bertahap setiap harinya, teman-teman bisa membacanya disini. Jika saat pembukaan bazardiberikan 250 kupon, maka sisanya 125 kupon setiap hari mulai tanggal 28 Juli hingga 2 Agustus 2017. Hal ini disambut baik oleh pengunjung yang rata-rata berasal dari mahasiswa. Setiap hari kupon selalu habis dibarengi antrian pengunjung. Meskipun begitu bukan berarti pemilik stand berpangku tangan menunggu pengunjung datang, ada beberapa stand yang juga rela memberikan kaos gratis kepada peserta MTQ yang hafal jus 30, selain support makanan gratis.
Antrian pengunjung saat pembagian kupon bazar yang dapat ditukarkan dengan paket MTQ (sumber: Ihwan Hrianto) |
Tak melulu kuliner yang terhidang di Bazar MTQ-UB, tapi juga ilmu dan berbagai pertunjukan menarik disajikan untuk semakin meramaikan MTQMN XV UB-UM. Berbagai lomba juga diselenggarakan, seperti lomba tumpeng mini untuk ibu-ibu se-Malang Raya, fruit craft dari cheff Swiss Bell Inn, Festival Lomba Anak Sholeh, beauty class Wardah, Tabligh dan Tausiah Akbar, Lailatul Qiro’ah, Seminar Islamic Parenting, hingga Seminar Bedah Sejarah. Luar Biasa!!
Teman-teman bisa membaca lebih lengkapnya disini.
Saat memasuki gerbang utama BazarMTQ, rasa penasaran saya semakin menjadi. Pasalnya berbagai stand menampakkan bebagai makanan yang menarik hati, aneka kerajinan unik dan kreatif, serta fashion. Ulala… tiba-tiba saja saya merogoh kocek berharap punya dana yang cukup jika nanti saya kalap. Hehehe.
Saya pun berjalan-jalan berkeliling Bazar MTQ hingga mata saja menuju banner berwarna orange dan dari kejauhan nampak huruf korea. Coba tebak? Kira-kira makanan apa yang dijual? Benar sekali, makanan korea yang biasanya ada di drama korea. Hihihi.
Ada Tteokbokki yaitu kue beras yang dimasak dalam bumbu gochujang yang pedas dan manis. Tteokbokki Original (10K) dan Mix/Cheese (15K). Ada juga Rabokki, ramen/ramyun berkuah pedas ditambah tteokbokki (15K) dan Cheese Ramyun (15K). Satu yang saya belum nyoba, Jjangmyeon yaitu mi saus pasta kacang kedelai hitam (15K) dan Yangnyeom Tongdak atau ayam manis pedas korea (13K). Rasa pedas Rabokki sungguh menggigit. Pedas tapi membuat saya ingin lagi dan lagi. Tak bisa berhenti rasanya makan tteokbokki. Ternyata tidak hanya drama korea yang membuat saya kepincut, makanan khasnya juga maknyus.
Selain mampir ke Korea Corner, saya juga mengunjungi Bakso Pedhet. Stand yang mengaku sebagai satu-satunya cilok berkualitas dengan harga ekonomis ini, menjual cilok dengan menggunakan daging silap (bagian daging sapi terbaik). Sayangnya saya tak sempat memfoto makanannya karena saat saya tinggal beli minum, ciloknya sudah dihabiskan anak-anak dan sepupu saya yang saat itu ikut ke bazar.
Teman-teman pernah makan pizza yang enak tapi harganya 10K? Saat memakannya, saya mikir kira-kira nutut nggak ya dengan ongkos produksi? Meskipun pastinya diluar perkiraan saya, kalau nggak nutut pastinya mereka nggak akan buka stand di Bazar MTQMN XV UB. Hihihi. Apalagi pizzanya juga empuk, enak, dan ada toping sosis dan keju. Kalau biasanya anak-anak nggak terlalu suka dengan pizza yang beli di restoran, eh kalau pizza yang murah meriah tapi nggak murahan ini mereka suka banget. Malah ingin nambah.
Tidak hanya kuliner, saya juga sempat mampir di salah satu stand souvenir yang menjual berbagai macam pernak-pernih bertuliskan MTQMN XV UB. Seperti bulpoin, kaos, tas, pin, mug, jam, hingga jam dinding. Saya membeli bolpoin untuk kenang-kenangan pernah mengunjungi Bazar MTQMN XI, hehehe.
Sebenarnya masih banyak stand kuliner yang bikin ngiler, tapi perut saya sudah kenyang menikmati Raboki, Tteokbokki, dan Pizza di Bazar MTQMN XV UB. Beruntung sekali bisa berkunjung menikmati meriahnya bazaar sebagai pendukung semarak MTQMN XI UB-UM. Semoga saya bisa menjadi saksi kemegahan MTQMN berikutnya. Amiin.
5 Komentar. Leave new
Pengen belajar cara buat semua makanan nya, siapa tahu bisa dikembangkan jadi usaha rumahan di kampung 🙂
MTQMN di UB? Malang? Wouuw, jadi kangen malang. Apalagi bisa mencicipi Raboki, Tteokbokki, dan Pizza, bikin saya ngiri bisa ikutan menyaksikan gempita MTQN gettu, bisa-bisa seharian walking-walking semua stand di area MTQMN. *Modus kuliner*
Pizza 10ribu. Aku mupeng. Aku ngiler. Aku lapar. Duh, Mbak…itu enggak ada di Jakarta ya?
Senang sama pesan di awal: jaga kebersihan! Itu penting banget di mana-mana ya. Aku suka sedih kalau lihat abis sebuah acara sampah berserakan.
Waah, makanan korea tteokbokki itu aku penasaran. Sering baca di komik terjemahan korea 😀
Pizza harga 10 ribu? Woow murahnyaaaa.