Satu tahun sudah anak-anak menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Proses belajar mengajar yang sebelumnya belum pernah dilakukan anak-anak, termasuk anak saya. Lalu, sudah siapkah sekolah tatap muka untuk tahun ajaran yang dimulai bulan Juli 2021?
Sejak kelas 4 SD anak sulung saya sekolah daring di rumah, begitu juga dengan si bungsu yang duduk di TK A. Selama satu tahun mereka belajar melalui smartphone, kadang bersama saya kadang bersama ayahnya.
Pembelajaran Jarak Jauh yang dilalui si Kakak sangat sederhana melalui aplikasi perpesanan online. Guru mengirimkan tugas melalui aplikasi perpesanan tersebut dan anak-anak mengerjakan di kertas. Beberapa kali guru datang ke rumah siswa yang sedang belajar kelompok.
Sebenarnya metode tersebut kurang efektif karena beberapa pelajaran kurang dipahami anak-anak. Tapi mau bagaimana lagi karena tidak semua siswa memiliki gadged di rumah.
Terkait Pembelajaran Jarak Jauh ini, pada Sabtu, 5 Juni 2021 lalu saya mengikuti webinar bertemakan “Refleksi Pendidikan Indonesia diantara PJJ dan PTM” yang diadakan Faber-Castell. Pada acara keren tersebut hadir pemerhati pendidikan Ibu Saufi Sauniawati.
Daftar Isi
Kendala Pembelajaran Jarah Jauh
“Metode Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia, tidak maksimal. Dimana Indonesia belum siap dalam menghadapi PJJ, berbeda dengan negara lain” ungkat Ibu Saufi Sauniawati.
Banyak yang mengeluhkan ketidakmaksimalan PJJ karena kurang siapnya Indonesia. Ya memang sih sejak diberlakukan pembelajaran daring ada beberapa kendala di lapangan, yaitu:
Kesulitan Mengakses sinyal internet di Pelosok
Siswa yang terkena dampak pandemi kan tidak hanya di kota besar tapi juga di pelosok desa. Kendala utama yang dihadapi adalah kesulitan mengakses sinyal. Kalau mengikuti anjuran pemerintah untuk belajar daring bisa-bisa mereka tidak sekolah. Akhirnya beberapa sekolah di pelosok tetap melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Fasilitas Gadged yang Dimiliki Siswa Tidak Sama
Untuk melakukan PJJ siswa butuh gadged dengan memori berkapasitas besar dan minimal android lah. Tetapi, tidak semua siswa punya handphone canggih dan hal ini menjadi kendala. Beberapa teman anak saya ketinggalan pelajaran lantaran gadged satu-satunya di rumah dibawa ibunya ke pasar. Solusinya pihak sekolah memberikan tugas melalui aplikasi perpesanan saja.
Keterbatasan Kuota Internet
Dulu, pada awal pandemi keterbatasan kuota internet menjadi kendala dalam PJJ. Namun, beberapa bulan belakangan ini ada bantuan kuota internet secara rutin setiap bulan dari kemdikbud. Lumayan lah ya mengurangi beban orang tua untuk mengisi kuota.
Dampak Negatif Pembelajaran Jarak Jauh pada Siswa
Dari kendala yang ada dalam PJJ tersebut tentu saja menimbulkan dampak yang cukup serius yaitu beberapa siswa kurang bisa mencerna materi dari guru. Memang ya kemampuan setiap anak dalam menyerap materi pelajaran tidaklah sama. Belum lagi pandemi menyebabkan beberapa masalah akses nutrisi karena kondisi ekonomi.
Belum lagi pengawasan yang lemah dari orang tua yang bekerja di luar rumah (tidak WFH). Anak yang belajar sendiri tanpa pengawasan biasanya kurang serius dalam belajar. Seperti chating dengan teman atau berselancar di google alih-alih mengerjakan tugas dari sekolah.
Bisa saja kan anak-anak berpikir bahwa tidak pergi ke sekolah itu sama kayak liburan. Paradigma yang telah tertanam bertahun-tahun lamanya pastinya sulit untuk dihilangkan.
Oleh karenanya peran orang tua, guru, dan siswa haruslah jelas. Jika perlu guru juga menjelaskan kepada orang tua sehingga perbedaan pola target pembelajaran antara guru dan orang tua bisa diminimalisir.
Dampak Positif Pembelajaran Jarak Jauh di Bidang Pendidikan
Namun begitu, Pembelajaran Jarak Jauh juga ada dapmpak positifnya loh. Apa saja?
Pertama, dapat mengembangkan karakter positif anak yaitu mereka bisa belajar soft skill seperti beberes rumah, meningkatkan kemampuan memasak saat membantu ibu atau pertukangan saat membantu ayah.
Kedua, PJJ membuat anak semakin kreatif dalam menggunakan perangkat elektronik. Anak-anak bisa mengenal berbagai aplikasi untuk mengerjakan tugasnya. Tidak hanya aplikasi chating tapi juga desain, video, dan menggunakan sosial media secara bijak (setelah didampingi orang tua).
Ketiga, dalam bidang pendidikan semakin banyak muncul portal rumah belajar dan tayangan TVRI belajar dari rumah.
Keempat, dampak positif untuk orang tua adalah bisa lebih dekat dengan anak salah satunya mengenal kemampuan belajar anak. Selain itu orang tua bisa memberikan dukungan kepada anak-anak untuk mengembangkan skillnya.
Sudah Siapkah Anak Kita Melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka?
“Pembelajaran Tatap Muka secara terbatas akan diterapkan, pembelajaran jarak jauh juga akan tetap ada, seperti yang diungkap oleh Mendikbud Madiem Makarim belum lama ini. Dalam penyesuaian SKB 3 Menteri tersebut, disebutkan mulai Januari 2021 PTM dapat dilaksanakan jika sudah mendapat izin pemda dan telah memenuhi syarat.” Ujar Ibu Saufi.
Bulan depan, Juli 2021 anak-anak akan mengawali tahun pelajaran di sekolah. Tetapi, sudah siapkah sekolah dan para siswanya melaksanakan pembelajaran tatap muka?
Untuk melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
Sekolah Harus Vaksin Dulu
Tahun pelajaran depan ini anak saya naik ke kelas 5 SD dan kelas 1 SD. Saat saya tanyakan kepada gurunya saat pengambilan rapor beberapa waktu lalu, sekolah belum bisa memastikan. Tetapi, selama bulan Mei 2021 memang sudah dilaksanakan PTM terbatas sih. Jadi, sekolah yang sudah divaksin wajib membuka kelas
Sekolah Membuat Kombinasi
Nah, selama bulan Mei 2021 di SD tempat anak saya belajar memang sudah mengombinasikan PTM dan PJJ karena memang jumlah kelasnya terbatas. Jadi, siswa masuk secara bergantian. Jumlah siswa yang masuk hanya 50% dari total siswa per kelas. Siswa yang tidak masuk pada hari yang sama mengerjakan tugas di rumah.
Maksimal 50% dari Jumlah Siswa per Kelas
Jika yang tatap muka maksimal 50% jumlah siswa per kelas maka sekolah mengatur kembali jadwal masuk sekolah. Misalnya siswa dengan nomor presensi ganjil masuk pada hari Senin sedangkan siswa dengan nomor genap masuk pada hari Selasa.
Orang Tua Dapat Memilih
Tidak ada paksaan kepada orang tua yang menginginkan anaknya PJJ atau PTM. Semua keputusan diserahkan kepada orang tua asalkan sekolah mematuhi peraturan yang ditetapkan.
Wajib Mematuhi Protokol Kesehatan
Terpenting adalah sekolah menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan tidak boleh kendor. Semua siswa dan guru wajib mengenakan masker meskipun semua guru telah melakukan vaksinasi. Sekolah juga harus menyiapkan alat cuci tangan, hand sanitizer, serta pengecekan suhu tubuh.
Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan Jika Anak Akan Melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka?
Jika kita sudah memutuskan untuk menyetujui anak mengikuti PTM, menurut Mendikbud Nadiem Anwar Makarim siapkan hal-hal berikut.
- Carilah Aturan tatap muka terbatas di kota atau daerah sekitar.
- Mulai Mendisiplinkan Kembali jam tidur dan jam bangun anak.
- Ajarkan protokol kesehatan, lalu tekankan pada mereka untuk tidak meminta makanan atau minuman bekas teman, tidak berpelukan, dan tidak bergantian masker.
- Mengurangi waktu anak bermain game dan sebagai gantinya memberikan kegiatan after school activity offline.
- Orang tua masih tetap harus mengawasi pembelajaran jarak jauh dan tetap memfasilitasi kebutuhan pembelajaran jarak jauh dengan lebih cermat dan cerdik.
Nah, terkait dengan poin terakhir orang tua bisa lebih cerdik dalam menyikapi pembelajaran online. Khususnya dalam hal evaluasi pembelajaran.
Seperti putri sulung saya yang kelas 5 SD dan ujiannya sudah menggunakan perangkat smartphone (ujian online). Biasanya dia mengeluh kesulitan jika harus menjawab soal di tablet yang biasa dia gunakan untuk pembelajaran.
Jadi, pas banget saya ikut webinar yang diadakan Faber Castel ini karena saya bisa mengenal Paket Belajar Online Faber Castel.
Paket Belajar Online Faber Castel
“Paket Belajar Online Faber-castell memang di ciptakan berdasarkan hasil survey yang ada di masyarakat khususnya terkait proses PJJ, dimana gawai yang di perangkat utama PJJ dinilai kurang optimal dalam mendukung kegiatan pembelajaran.” Product Manager PT Faber-Castell International Indonesia, Christian Herawan menjelaskan.
Paket Belajar Online Faber-Castell ini terdiri atas alat tulis yang lengkap yaitu:
- Pensil Faber Castell 9000 2B yaitu pensil dengan derajat ketebalan HB yang sangat cocok untuk menulis, menggambar dan membuat sketsa.
- Rautan Faber Castel yang pas untuk pensil 9000 2B
- Penghapus Faber-Castell Khusus EBTA & SPMB yang diperuntukkan bagi pelajar yang sedang menghadapi ujian.
- Ballpoint Faber Castell Tripen Hitam yaitu ballpoint yang sangat halus dan lembut ketika digunakan sehingga membuat nyaman dan ringan dalam menulis.
- Stylus yang dapat membantu saat pertanyaan jawaban yang sifatnya pilihan maupun essay. Selain berfungsi untuk menggeser layar dan juga menulis, cocok juga untuk segala jenis ujian.
Saat menerima produk Paket Belajar Online Faber Castel ini si kakak hepi banget. Apalagi setelah tahu kalau ada stylus-nya. Kebetulan putri saya gemar sekali menggambar dengan tablet dan sangat terbantu sekali dengan stylus faber castel ini.
Kelebihan lain dari stylus yang ada di paket Belajar Online adalah karet pada ujung stylus yang bertekstur lembut sehingga tidak akan merusak layar smartphone dan dapat digunakan di semua jenis atau merek smart phone.
Sudah saya coba di smartphone milik saya, suami, dan saudara-saudara yang berbeda merek alhamdulillah bisa juga kok. Jadi kepengen beli stylusnya aja nih ^_^
Sudah tersedia kok di official store Faber-Castell di Tokopedia, Blibli, Bukalapak, Lazada serta toko tradisional market. Harganya juga cukup terjangkau sekitar Rp.35.000 an.
Informasi lebih lanjut bisa kunjungi https://www.faber-castell.co.id/
Sekolah tatap muka memang sangat diharapkan anak-anak, tapi nanti saya lihat situasi dan kondisi dulu untuk memilih antara PJJ atau PTM. Harapannya sih pandemi segera berakhir agar tidak harus memilih ^_^
14 Komentar. Leave new
paketnya memang lengkap ya mba… bagus untuk anak – naka yang sedang PJJ dan pastinya menikmati proses belajarnya
Seperti tahun ajaran baru nanti masih harus pjj mbak
kasus covidnya tinggi lagi
meski pjj tetap harus dipersiapkan ya mbak, contohnya ya dengan membeli perlengkapan paket belajar online dari Faber castle ini
Sebenernya sih ingin ya belajar tatap muka, saya sendiri khawatir pendidikan anak anak jadi ngga maksimal jika harus online terus, tapi di sisi lain, saya juga masih khawatir dengan kondisi yang saat ini belum memungkinkan untuk tatap muka juga huhu..
Aku juga sudah siapkan anak buat PTM tahun ajaran ini eh kasus Covid di Jakarta tinggi lagi…hiks. Semoga segera bisa terwujud PTM meski dengan kondisi disesuaikan kondisi.
Btw, aku lihat paket Belajar Online Faber Castell mupeng banget nih…udah sama stylus-nya…wah mesti beli 3 , buat dua anak dan emaknya:)
Klo angka kasus pandemi gak sengeri sekarang mungkin dg protokol ketat aku masihlah bs pilih PTM terbatas…
Tp dg kondisi kayak sekarang, pastinya tdk PTM dulu yaa.
PJJ oh Pjj lagi…
Btw inovasi Faber Castle sederhana tp bermanfaat dan kepake bgt ya
Di tengah kondisi tak menentu ini, emang harus siap terhadap perubahan mendadak ya mbak. Sebulan kemarin sudah siap-siap PTM, guru-guru sudah di vaksin, sarana pendukung disiapkan, eh mendadak besok ada PPKM darurat, dan belum tahu apa ada perpanjangan atau nggak
Yup, semoga pandemi segera berakhir ya…
Meski pilihan ada pada orang tua, dan kami sepakat tetap pjj sampai anak-anak divaksin, tetap saja khawatir anak yang pjj enggak mendapat hak yang sama dengan anak yang ikut ptm…
harusnya tahun ini masuk Tk tapi karena disini zona hitam, memilih untuk belajar di rumah dulu. Belum berani ambil risiko mba 🙁
Pembelajaran jarak jauh ini memang ada sisi positif dan negatifnya ya mbak. Kebetulan anakku fine fine aja PJJ wong masih TK. Suami juga lebih produktif selama mengajar mahasiswa di rumah aja. Tapi ART ku sekarang adalah salah satu yang terkena dampak negatif dari PJJ. Dia akhirnya memutuskan untuk berhenti sekolah karena tinggal di daerah pelosok dan enggak ada sinyal internet di kampungnya. Karena enggak pernah hadir pas kelas, terus tugas juga ga pernah dikumpulin, wal hasil dia tinggal kelas dan berujung memutuskan untuk menjadi ART saja
2 bulan lalu di sekolah si sulung ada wacana sekolah tatap muka 50% sekolah udah persiapan , diknas sudah survey . Tak diduga kasus covid melonjak . Semoga keadaan aman terkendali jadi bisa sekolah tatap muka
Masih sangat beresiko tinggi yaa..kalau PTM dilakukan.
Bandung kini kembali lock down. Hiiks~
Tapi gak apa-apa, demi keamanan dan kesehatan bersama.
Dengan melengkapi peralatan Paket Belajar Online Faber-castell, semoga anak-anak tetap semangat belajar secara online.
kalau dipelajari dari sekolah anak sebelumnya, malah karena guru yang belum dan susah beradaptasi dengan pembelajaran online. mereka kesulitan saat harus belajar hal baru dengan zoom atau google meet misalnya. ada yang hanya kasih soal lalu selesai.
jadi memang bukan hanya dari sisi murid juga memang ya.
Bermanfaat banget nih paket belajar dari fabercastel apalagi stylus nya anak anaku jadi suka desain gambar pakai stylus
Anakku kelas dua ini tatap muka mbak, tapi gak deh. Kalo gak ada perubahan. Angka penderita covid pun sudah semakin naik. Kemungkinan balik PJJ lagi. Keren banget nih Faber Castel, perlelngkapan belajar PJJ nya ngebantu banget