Ibu kita Kartini, putri sejati
Putri indonesia, harum namanya
Ibu kita Kartini, pendekar bangsa
Pendekar kaumnya, untuk merdeka
Teman-teman masih ingat lagu yang diciptakan W.R Supratman untuk mengenang R.A Kartini?
Kebangetan deh ya kalau sampai tidak tahu. Padahal lagu ini tak pernah lekang oleh zaman. Di era teknologi canggih seperti sekarangpun nama R.A Kartini masih tetap harum dan dikenang oleh kaumnya. Bahkan sebelum ada ajang bergengsi pemilihan “Putri Indonesia”, R.A Kartini telah menjadi Putri Indonesia mendahului kaumnya. Lihat aja syairnya, “Putri Indonesia, harum namanya”
Baca Juga: Menjadi Wanita yang Memesona
Lalu, keteladanan apakah yang dapat kita tiru dari sifatr R.A Kartini?
Daftar Isi
Rajin Membaca dan Menulis
Sebagai wanita pribumi di masanya, Kartini gemar membaca oleh karena dia anak seorang bangsawan. Berbeda dengan wanita pribumi lain yang tidak mengenal huruf. Kegemarannya membaca dan menulis membuatnya menguatkan tekad menjadi orang pintar meskipun ia tidak dapat melanjutkan sekolah. Semangat belajarnya tinggi sehingga pada usia 20 tahun R.A Kartini telah membaca banyak majalah, surat kabar, dan buku-buku beraliran feminis berbahasa Belanda. Sifatnya yang rajin membuat R.A Kartini memiliki sejumlah surat yang pernah ia tulis kepada teman wanita Belanda nya.
Baca Juga: Whitening Treatment di Karadenta Skin Klinik
Kegemarannya ini juga menghasilkan sebuah karya yang dapat mengubah pola pikir masyarakat Belanda kepada wanita pribumi, karya tersebut adalah buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang awalnya berjudul ‘Door Duisternis tot Licht’. Optimis dan Visioner
R.A Kartini adalah wanita yang percaya bahwa dengan tidak mudah putus asa maka cita-cita dapat tercapai. Meskipun tidak dapat melanjutkan sekolah tingginya ke Belanda (padahal ia mendapatkan beasiswa), R.A Kartini tetap optimis memajukan wanita pribumi yang kala itu memiliki status sosial yang cukup rendah dan masih tertinggal jauh dari bangsa lain, Eropa (R.A Kartini banyak membaca surat kabar, majalah, dan buku).
Merakyat
Meskipun keturunan ningrat, R.A Kartini tetap rendah hati dan merakyat. Ia tidak memiliki sifat yang sombong dan bersosialisasi dengan semua kalangan, baik itu dari rakyat jelata. R.A Kartini tidak pernah membedakan status sosial dalam bergaul meskipun ia keturunan bangsawan.
Menghormati Orang Tua
Meskipun berbeda pemikiran, R.A Kartini tetaplah menghormati orang tua. Hal inilah yang dapat menjadi teladan bagi kaum wanita. R.A Kartini tidak pernah melawan perintah orang tua, dan ditunjukkan dengan menaati permintaan orang tuanya untuk tidak melanjutkan sekolah. Ia juga harus menikah dengan pilihan orang tua, yang kala itu calon suaminya telah memiliki tiga istri saat menikah dengannya. Tapi Tuhan berkata lain, R.A Kartini tetap dapat mengembangkan pemikirannya yang visioner dan mendirikan sekolah wanita pertama (saat ini menjadi Gedung Pramuka).
Kesederhanaan
Sosok sederhana adalah sifat lain dari R.A Kartini yang dapat diteladani. Bagi wanita kelahiran Jepara ini hidup sederhana dapat mengurangi kesengsaraan. Kesederhanaan adalah sifat bawaan R.A Kartini sejak lahir. Meskipun keturunan bangsawan, ia tidak ingin menunjukkan kepada teman-temannya, bahkan ia hanya ingin dipanggil Kartini. Ia menepis anggapan bahwa keturunan ningrat memiliki keistimewaan yang tidak dipunyai rakyat biasa.
Itulah sifat R.A Kartini yang saat ini sudah banyak terkikis oleh perubahan zaman. Yuk, Meneladani Sifat R.A Kartini!
Terima kasih telah berkunjung 😍 Terima kasih juga telah meninggalkan komentar, pasti saya follback kok. Share juga boleh jika dirasa tulisan ini bermanfaat
7 Komentar. Leave new
Perlu banyak belajar. Pahami tulisan ini dan praktekan secara perlahan 🙂
Mari belajar 🙂
siip.. mari belajar bersama
setuju mba saatnya meneladani sosok r.a kartini. yang sudah mulai luntur dari orang orang kita
Sifat-sifat yang dimiliki oleh Kartini ini sangat mengagumkan..peduli terhadap orang lain, pintar pulak.. kalo jaman sekarang, sabodo amat ama lingkungan sekitar, yg penting eksis di sosmed 😀 heheheheh ada juga anak yang beda pendapat dengan orang tua itu lantas meninggikan suara lebih tinggi dari nada suara orang tua..kayak di sinetron2 itu O_o
iya benar, beda ya ama wanita kebanyakan sekarang
Banyak yang bisa dijadikan contoh ya dari RA Kartini ini. Yang aku salut adalah bagaimana Kartini akhirnya memilih untuk tidak melanjutkan study – nya untuk menikah. Pilihan yang berat kalau menurut aku.
padahal dia pinter ya mbak?