Setuju nggak kalau perempuan itu perlu sekali dibekali keterampilan sejak menginjak sekolah dasar. Saya berkata demikian karena sekarang saya sudah jadi seorang ibu. Kalau dulu, saat masih SD pikiran saya lain lagi. Enak-enak main kok disuruh nyuci baju, kata saya dalam hati.
Saat saya masih kelas 4 SD, ibu saya punya warung makan yang sangat ramai. Sampai-sampai saya disuruh bantu mengupas bawang, mencuci piring, ataupun membuatkan pesanan es teh. Saya nggak bisa nolak soalnya diancam nggak bisa jajan kalau nggak mau.😥
Saya pun melakukannya dengan berat hati, bekerja sambil mendengar ibu yang memberikan banyak nasihat. Seperti, perempuan itu harus pinter masak biar disayang suami (lha saya masih SD?), kalau mengaduk minuman untuk orang itu jangan sampai keluar bunyi nanti dikira lagi marah-marah (emang saya lagi ngambek, pengen main dan bukan bikin minuman), dan masih banyak lagi.
Saya pun berpikir, kayaknya anak perempuan memang perlu sekali dibekali keterampilan sejak kecil ya. Supaya ketika sudah dewasa dan berumah tangga ada bekal cukup yang dibawa. Memang benar jika pengalaman adalah guru terbaik, kalau sudah menikah pun lama-lama akan terbiasa dengan pekerjaan rumah tangga.
Namun, alangkah baiknya jika anak perempuan telah memiliki bekal sehingga saat menikah dan punya anak sudah cukup mahir dan cekatan melakukan pekerjaan domestic. Ya kalau setelah menikah bisa langsung punya rumah sendiri. Gimana kalau masih numpang di mertua? Ya kalau mertuanya sabar mau ngajarin, kalau sebaliknya gimana? Hehehe.
Berikut ini keterampilan yang menurut saya perlu untuk dibekalkan kepada anak perempuan sejak sekolah dasar.
Daftar Isi
1. Merapikan Tempat Tidur
Saya masih ingat betul jika ibu selalu marah jika saya tidak mau merapikan tempat tidur. Kata ibu, perempuan itu harus segera melipat selimutnya setelah bangun tidur. Kamar yang rapi dan bersih mencerminkan kepribadian seseorang.
Ibu nggak pernah sih nyuruh saya merapikan kamar, yang penting selimut atau kasurnya aja yang rapi. Tapi sayangnya, saya tidak bisa mempertahankan kerapian kamar lebih lama, pagi dibersihkan biasanya sore berantakan. Anehnya lagi sejak kecil saya merasa nyaman kalau belajar dengan buku berserakan di Kasur, hihihi.
2. Mencuci Baju
Keterampilan selanjutnya yang perlu untuk anak perempuan adalah mencuci baju. Seperti merapikan tempat tidur, mencuci baju adalah hal yang wajib ketika saya sudah kelas dua SD. Terutama mencuci celana dalam, ya, ibu akan sangat marah kalau saya mandi dan meninggalkan celana dalam yang belum dicuci di kamar mandi.
Dulu sih saya belum paham, saya menganggap ibu tuh cerewet banget, astaghfirullah. Tapi sekarang saya mengerti kalau selain melakukan semua pekerjaan rumah tangga, ibu juga harus membantu bapak mencari nafkah yaitu jualan nasi.
Masih untung saya hanya mencuci baju sehari-hari yang saya pakai. Lha teman saya ada lho yang harus mencuci baju ayah, ibu,dan adik-adiknya yang masih kecil. Bahkan ada juga teman saya yang masih kelas dua SD tapi harus mencari nafkah dengan cara menjadi buruh cuci.
Lagi-lagi saya sangat bersyukur menjadi anak yang tidak pernah dimanja sehingga saya memiliki cukup banyak bekal saat saya harus keluar dari rumah dan tinggal bersama keluarga kecil saya.
3. Memasak
Keterampilan selanjutnya yang perlu diajarkan sejak masih sekolah dasar adalah memasak. Bahkan dulu ada lho pelajaran keterampilan memasak saat kelas lima dan enam. Entah sekarang masih ada apa enggak.
Kalau ibu sih nggak pernah ya menyuruh saya memasak, tapi beliau selalu meminta saya membantunya. Seperti mengupas bawang, menyiangi cabai dan sayur, atau merebus air. Awalnya saya ogah-ogahan karena pasti tangan saya beraroma bawang atau panas kena cabai. Tapi karena terpaksa lama-lama saya jadi suka masak, hehehe.
Setelah berumah tangga, saya tidak merasa aneh lagi saat harus berada di dapur. Kebiasaan ibu yang bangun sebelum subuh untuk menyiapkan sarapan anak dan suami, sekarang menjadi kebiasaan saya juga. Untung dulu ibu selalu ngomel kalau saya nggak mau bantu beliau, hahaha.
4. Melakukan pekerjaan Laki-laki
Bapak pernah bilang, perempuan yang sudah sekolah sampai perguruan tinggi itu harus bisa melakukan apa aja, termasuk memasang steker (colokan). Hahaha… Maksud bapak adalah memberi motivasi kepada saya agar bisa melakukan pekerjaan lelaki.
Ternyata ada benarnya juga ya kalau anak perempuan juga diajarkan pekerjaan laki-laki supaya mereka memiliki banyak sudut pandang dan pengalaman. Masak iya perempuan itu pinter masak dan merawat anak saja?
5. Mengelola keuangan pribadi
Keterampilan terakhir yang perlu dibekalkan kepada anak perempuan adalah mengelola keuangan pribadi. Duh, kok kayaknya berat banget ya anak masih SD aja kok diajarin mengelola keuangan. Hehehe
Ya nggak harus diajarin yang detail sampai nulis buku kas segala, kaleee…. Cukup yang paling simple yaitu bisa menabung dari uang sakunya.
Baca juga: Hutang Lunas dengan Celengan
Sayangnya, ibu saya kurang telaten mengajari saya menabung sehingga sejak kecil saya kurang pandai mengelola uang pribadi. Tapi alhamdulillah, saya punya kesadaran pribadi untuk mengelola uang sejak SMA. Saya catat semua pemasukan dan pengeluaran. Kebiasaan deh sampai sekarang.
Allah pun memberikan jalan dengan memberikan saya seorang suami yang pandai menabung dan bisa banget diajak berhemat. hehehe. Melalui suami saya lah saya belajar menabung dan mengelola keuangan. Allah SWT memang tahu apa yang kita butuhkan ya.
Beda Zaman Beda Penyampaian
Jika ibu saya membekali keterampilan kepada saya dengan cara yang kurang menarik, saya sadar karena ibu kurang pengetahuan dalam mendidik anak. Bisa jadi dulu nenek juga seperti itu dalam mendidik ibu. Memang benar semua yang ibu ajarkan bisa membekas di memory saya karena keterampilan tersebut akhirnya berguna.
Tetapi, cara ibu menyampaikannya juga menggoreskan luka yang membekas di hati. Omelan, bentakan, teriakan, masih teringat meski samar. Seiring berjalannya waktu, saya akan memaafkan ibu sehingga luka di hati ini benar-benar hilang.
Oleh karenanya, beda zaman beda penyampaian. Saya mencoba membekali keterampilan kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan. Misalnya lomba melipat selimut berhadiah ciuman, memasak kue bersama anak-anak di dapur, membuat celengan dari kain flannel, dll.
Intinya, sebisa mungkin menghindari marah dan ngomel saat anak-anak enggan melakukan keterampilan yang telah saya sebutkan. Selalu berpikir positif dan berkreasi sehingga anak-anak tidak merasa terbebani.
Tentu saja tidak hanya 5 keterampilan itu saja yang perlu dipelajari anak perempuan. Mereka juga harus pandai mengucapkan tiga kata ajaib yang pastinya sangat berguna dalam berumah tangga dan hidup sosial.
22 Komentar. Leave new
wih bener banget itu bun, saya karena enggak diajarin baru bisa nyuci baju sendiri pas kuliah, wkwkwk. kebiasaan dari dulu ada pembantu jadi paling cuci piring sama nyapu ngepel dan setrika aja bisanya, wkwkwk.
Nah iya kan, hehe
Anak perempuan saya tanya, kenapa kok dulu engga dileskan ilmu bela diri, macam taekwondo, karate ato apalah. Hmm…kenapa ya? Saya engga kepikir anak perempuan belajar ilmu bela diri sih. Dulu dia juga engga nanya². Hihi…kenapa baru sekarang coba…
padahal manfaatnya banyak ya bun, selain olahraga juga untuk jaga diri hehe
Setuju sekali, keterampilan yang dimiliki sejak kecil memang buat anak makin percaya diri akan kemampuannya. Saya rasakan bunda semua hasil belajar dan mendengarkan nasihat dari orangtua. Betapa pentingnya ya arahan dari orangtua semenjak kecil��
iyes, jadi bisa belajar dengan cara mengasuh orang tua kita ya mbak
Hehe jadi inget pas kecil, aku gak bisa nyuci sendiri bun hehe pas SMA baru deh nyuci sendri, kalo masak bisalah buat yang gampang2. Teru pekerjaan lelaki apalagi aku engga juga hehe. Kayaknya klo jaman sekarang keterampilan berkomunikasi sama org lain harus diajarkan juga deh biar ga gadget mania
wah, betul banget mbak karena efek gadged juga makin memprihatinkan ya
Asiknya udah diajarin Ibu masak sejak SD mbak, gak boleh ngaduk keluar suara bikin senyum bacanya hehe. Aku gak pernah dapat keterampilan seperti diatas sejak kecil. Ibuku yang memastikan semua beres. Termasuk saat udah kuliah pun bajuku udah rapi di lemari, Ibuku yang nyuci dan setrika. Makanan pasti ada dimeja makan. Asumsinya Ibuku adalah Ibu rumah tangga yang totalitas. Sampe lupa kali ya ada anak yang butuh diajarin. Makanya aku gak bs ngapa2in saat menikah. Anak manja pol. Dan akhirnya semua belajar dari nol. Meski anakku laki2, akan kuajari keterampilan hidup seperti bisa nyuci dan masak. Agar kelak dia bisa hidup mandiri, di darat, di laut dan di udara *eh apaan sih ini wkwk. Makasih mbak, udah diingatkan dari tulisan ini. 🙂
sama-sama mbak, berarti aku beruntung banget ya udah diajarin sejak kecil
Benar banget mba, anak perempuan juga perlu diajarkan pekerjaan laki-laki minimal benerin saklar yang rusak, jadi lebih mandiri. Ya, sih, cara orang tua dulu dan sekarang beda cara ngajarinnya, tapi kadang metode mereka juga lebih manjur, secara anak sekarang suka berargumen sementara anak zaman dulu manut saja
hehe.. pinter donk mbak kalau bisa berargumen, heheh
Memang idealnya seperti itu ya, mbak. Trus, bagaimana cara mbak mendidik anak supaya bisa semua pekerjaan tanpa marah dan tanpa omelan? He he he anak sekarang ibunya ngomong satu, jawaban 1000…
Betul mbak. Ketrampilan diatas memang sangat penting dipersiapkan sejak dini. Karena anak perempuan adalah calon istri dan ibu di masa depan. Sepakat juga dengan penerapan caranya agar tidak menimbulkan gejolak di hatinya. ������
Bener semua tuh 5 keterampilan untuk anak perempuan ala Mbak. Saya pun mendapatkannya semasa kecil. Ditambah dengan menyapu lantai dan halaman. Itu udah jadi makanan sehari-hari.
Oia, keterampilan memasak untuk anak SD kelas 5 masih ada sampai sekarang (anak sy di SD Negeri), nah kalau di swasta kan ada cooking class rutin juga.
Setuju banget dengan ini. Bahkan anak saya yang masih 6 tahun udah mulai saya biasakan setiap selesai main segera dirapikan dan sebelum tidur membersihkan kasur tempat tidur dulu. Biasanya kami balapan supaya semangat ngerjainnya .Hehe
Y betul mb punya anak sedini mgkin kudu dikenalkan ketrampilan yg ringan dan mendasar sprti membereskn tempat tidur, menyapu dan mengelap meja kursi, agak besar dikit dikenalkn cara mencuci piring dan membantu masak. Potong2 sayur dan tempe misalnys Jadi nanti gk kaget saat harus ngekost karena misal lnjut sklh di luar kota misalnya. Ok deh mb thx ya sharing dan infonya…
Nambahin, mba. Nyetrika juga perlu hehee.
Aku waktu kecil paling nggak suka masak, paling bantu-bantu nyiangin sayur sama ulek-ulek bumbu. Pas udah punya anak, aku nyesel banget nggak belajar masak dari dulu
cuma soal listrik kayak pasang steker dll yang saya malah nggak bisa karena memang gak pernah diajarin sih. Kalau mencuci baju itu hal biasa bagi anak2 (meski kalau malas larinya ke laundry an juga), apalagi masak diih kadang anak2 lebih jago daripada saya soal memasak.
nomor 5 tuh penting bangeet, apalagi bagi mak mak freelancer yang gajinya gak tentu, heheheh
Ihihi aku yo jaman masih unyu-unyu udah sering diomelin ibuk, katanya anak wedok bangun siang muluk. Sesuk nek punya anak piye? Maaaak, itu guwa masih sd kelessss wkwkwkwk.
Menurut aku, anak kemandirian itu emang bekal yang penting banget mba. Apalagi jaman udah punya anak gini, kalau suami lagi gak di rumah kita yang harus jadi single fighter. Hehe kok jadi tsurhatt ..
makasih sharingnya