Malang, kota kelahiranku adalah wilayah yang terbagi menjadi dua yaitu Kota Malang dan Kabupaten Malang. Jika kelahiranku di kotanya, saat ini aku tinggal di kabupatennya. Adil deh ^_^
Nah, sebelahnya ada Kota Batu, jika ketiganya digabung maka disebut Malang Raya.
Untuk Kota Malang, “kamu sangat bisa membuatku jatuh cinta padamu, tidak perlu kau rayu”. Tidak pernah habis inovasi yang bermunculan seiring waktu, membuatku tak mampu membenndung cintaku padamu.
Memori Indah di Kota Malang
Sudut-sudut kota yang menarik dengan sorotan matahari yang tidak begitu terik. Udara yang lambat laun menyentuh kulit dengan lembut. Pedagang yang berjejer di titik-titik tertentu di Kota Malang adalah hal yang membuatku tidak berhenti bergumam “ini kota memang begitu sangat spesial”.
Saking spesialnya, banyak kenangan yang tidak akan pernah terlupakan di kota bunga ini.
Tata kota yang menarik, sederhana namun tidak seadanya membuat Kota Malang banyak dilirik oleh orang dari luar wilayah. Ditambah eksistensinya sebagai kota pendidikan, aku yakin ada aja muda-mudi yang baru lulus SMA bercita-cita ingin melanjutkan kuliah di Malang.
Aku merasa beruntung bisa lahir dan tumbuh besar di Kota Malang. Sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi aku menempuhnya di Malang. SD Mergosono VI, SMPN 6, SMAN 2, dan Universitas Negeri Malang adalah lembaga pendidikan yang telah berhasil menorehkan memori indahnya.
Tidak akan pernah hilang dari ingatan saat aku dan teman-teman SMA menjelajahi sudut-sudut Kota Malang. Aku, Ratna, Atik, dan Yanti, kami berempat sering jalan kaki dari SMAN 2 ke Gajahmada Plaza. Melihat-lihat kaset di Gajahmada Plaza belakang (aku lupa namanya), lalu ke Toko Buku Siswa menelusuri rak buku.
Perjalanan kami hampir selalu berakhir di resto ayam goreng deket Toko Buku Siswa situ, hhmm… apa ya namanya lupa saya. Pokoknya murah deh, sepuluh ribu sudah dapat nasi, ayam krispi, dan es teh. Kami berempat makan bersama hingga pukul empat sore. Beli sepiring aja tapi ngobrol ‘ngalor-ngidul’ sampai dua jam, wkwkwk.
Kenangan ketika kami tertawa bersama di Kota Malang tidak pernah terlupakan deh pokoknya. Sayang sekali, Yanti sudah entah kemana. Hanya Aku, Atik, dan Ratna yang masih sering berkomunikasi.
Dan masih banyak kenangan lain, termasuk cinta pertama dan terakhirnya yang juga berlabuh di Kota Malang. Jika kalian membaca tulisanku … dengan mas D aku bertemu di salah satu sudut kota Malang. Sedangkan dengan Mas A (suamiku) aku bertemu dengannya di Perpustakaan Kota Malang.
Ah … kota ini akan selalu menjadi yang teristimewa ^_^
Pindah ke Lain Hati
Hingga akhirnya aku harus meninggalkanmu, Kota Malang tercinta. Namun aku hampir selalu merindukanmu bahkan ketika harus menetap di Wajak-Kabupaten Malang. Bukan karena tak lagi cinta padamu tapi ada belahan hati lain yang membutuhkanku, yaitu suamiku.
Bukti rindu ini adalah masih seringnya aku ‘riwa-riwi’ dari Wajak ke Malang, tuh kaaan… kamu mah selalu ada di hati, Kota Malang. Sampai-sampai aku tak ingin berpindah ke lain kota, hehehe.
Kalau ditanya, apakah aku nggak pengen pindah ke kota lain? Sepertinya aku punya berjuta alasan untuk tidak pindah entah karena sudah terlalu nyaman atau memang malas beradaptasi. Yang jelas aku sudah sangat nyaman di kota kembang ini.
Kota Malang Semoga Bisa tetap Bersahabat
Banyaknya kampus membuka sendi-sendi ekonomi bagi warga Kota Malang untuk memulai usahanya. Tidak sedikit tetangga kanan-kiri menjadkan rumahnya sebagai rumah kos, membuka kedai makanan, hingga menerima jasa binatu.
Didatangi oleh banyak pelancong dari luar daerah membuat Pemerintah Kota Malang terus melakukan pembangunan, khususnya dibidang wisata dan fasilitas umum. Hasilnya tentu bukan saja untuk para pelancong melainkan juga untukku, untuk warga Kota Malang itu sendiri.
Meskipun sayang sekali banyak masyarakat yang mengeluh karena Kota Malang sekarang tidak seperti Kota Malang yang dulu. Kemacetan, kebanjiran, cuaca yang panas, penduduk yang semakin padat.
Iya juga sih sering macet di kala pagi hari maupun sore. Jam berangkat dan pulang kerja atau sekolah memang jalanan ramai kendaraan. Tapi sekalinya macet juga tidak parah. Kalau di Jakarta macet bisa bikin baju basah karena terik matahari yang bikin berkeringat, kalau di Kota Malang macet bisa disikapi biasa saja. Toh tidak setiap hari, tidak lama, dan tentunya masih ‘agak sejuk’ rek.
Ah, memang ya perubahan akan tetap terjadi…
Namun begitu, meski macet, aku yakin masih banyak orang yang tetap main ke Malang. Karena banyak pilihan tempat wisata di Kota Malang seakan akan membuat seumur hidup tidaklah cukup untuk mengunjungi satu persatu.
Boleh dipilih, wisata alam, wisata buatan, ataupun wisata kuliner. Mau berwisata di siang hari ataupun mencari objek wisata di malam hari, semua ada. Tinggal sesuaikan dengan isi dompet.
Posisi Kota Malang ini sangat strategis diapit oleh kabupaten Malang dan Kota Batu. Nah, kalau sudah sanggup mencicipi aneka wisata di Kota Malang kita bisa langsung pergi ke Kabupaten Malang yang khas dengan wisata pantainya.
Atau bisa juga ke Kota Batu yang khas dengan agrowisata alam seperti air terjun dan paralayang maupun gunung.
Tinggal di Kota Malang itu ibarat kata “nikmat tuhan yang manakah yang kamu dustakan?”. Suasana pedesaan yang masih asri berdampingan dengan bangunan tinggi dan besar kota. Nah jadi, tinggalnya di desa, tapi mainnya di kota. Bukankah ini adalah hal yang menyenangkan?
Cobain deh …. ^_^
Masyarakat di Kota Malang juga masih menjunjung tinggi toleransi beragama. Tempat peribadahan antar agama saling bersebelahan sudah hal yang biasa di kota sejuk ini. Nuansa keagamaan masih sangat terasa di sudut-sudut kota.
Di desa, nuansa kekeluargaan masih terjaga. Saling berbagi makanan, ngobrol di waktu sore atau malam hari setelah berkerja seharian adalah hal paling mengesankan, meskipun hanya sekadar bercerita ringan kesana sini.
Hal apa lagi yang menarik dari Kota Malang? Teman-teman bisa tambahkan. Yang dari lahir sudah di Kota Malang atau yang sedang merantau di Kota Malang bisa tinggalkan pesan di kolom komentar.
Meski terlambat, selamat ulang tahun Kota Malangku tercinta. Semoga selamanya bisa tetap bersahabat dengan penduduknya. Amiin
Salam satu jiwa, AREMA
^_^