Lebaran dan angpau adalah sesuatu yang sulit untuk dipisahkan. Sejak kapan? Entahlah, yang pasti sejak saya masih kecil setiap lebaran sudah terbiasa menerima angpau. Bahkan ketika anak saya sudah dua, budaya memberikan angpau untuk anak-anak masih berlanjut. Lalu, bagaimana caranya mengajari anak mengelola angpau lebaran?
Sebentar, sebelum berlanjut ke inti artikel saya ingin membahas sedikit tentang pengertian angpau. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) angpau adalah uang yang diberikan kepada anak-anak kecil, orang yang belum menikah, atau orang tua (oleh anak-anak yang telah menikah) pada hari raya Imlek, biasanya dibungkus kertas merah, diberikan dengan harapan bahwa penerima angpau akan mendapatkan keberuntungan dan bernasib baik sepanjang tahun baru.
Nah, saya enggak tahu gimana asal-usulnya angpau saat lebaran ini. Dulu sih saya mengenalnya dengan sebutan “sangu” atau “salam temple” dan enggak pakai dibungkus kertas atau amplop. Seiring perkembangan zaman, sangu lebaran dimasukkan ke dalam amplop dan lebih dikenal dengan angpau.
Daftar Isi
Pentingnya Manajemen Angpau Lebaran untuk Anak-anak
Seperti yang pernah saya ceritakan di Tradisi Lebaran Masa Kecil yang Kurindukan, salah satunya adalah menerima angpau. Sekarang mah udah punya anak, giliran bagi-bagi angpau donk. Hehehe.
Saat masih kecil dulu, kadang-kadang angpau saya juga dipinjam bapak yang katanya akan dikembalikan tapi ternyata tidak, hahaha. Saat itu saya masih belum terlalu paham nilai uang. Dapat angpau lima puluh ribu saja rasanya sudah buanyak dan misalnya diminta bapak separuhnya saya enggak keberatan. Toh kalau angpau saya habis nanti uang jajan minta ke bapak, gitu pikir saya.
Saat sudah besar, saya agak menyesal karena bapak dan ibu tidak mengajari saya cara mengelola angpau. Sebenarnya bukan cuma angpau sih, orang tua saya memang enggak pernah mengedukasi saya tentang mengelola uang dengan baik dan benar.
Saya juga enggak bisa menyalahkan kedua orang tua saya karena mereka sendiri tidak paham cara mengelola uang. Gimana mau ngajarin anaknya, coba? Hehehe.
Bapak dan ibu hanya bertanya jumlah angpau yang saya peroleh dan tidak mau tahu akan saya belanjakan untuk apa uang tersebut. Pokoknya saya belanjakan uang tersebut di jalan yang halal seperti beli mainan, jajan, dan beli aksesoris.
Setelah punya anak, saya merasa ada yang salah dengan orang tua saya. Seharusnya bapak dan ibu saya tidak membiarkan anak-anaknya menghabiskan uangnya begitu saja tanpa perencanaan. Anak kecil mana tahu cara mengelola angpau dengan benar kalau tidak diedukasi, walau dengan cara yang sangat sederhana.
Padahal, mengelola angpau sangat penting diketahui anak sejak dini? Paling tidak anak-anak tahu bahwa uang – meskipun miliknya sendiri – tidak harus dihabiskan saat itu juga dan harus dibelanjakan sesuai kebutuhan.
Tips Jitu Mengajari Anak Mengelola Angpau
Sadar pentingnya edukasi keuangan untuk anak, saya pun memanfaatkan momen lebaran untuk mengajari anak mengelola angpau. Sebenarnya saya sudah mulai mengedukasi anak-anak tentang uang. Cara yang paling sederhana adalah mengajak mereka menabung, di rumah dan di bank.
Untuk putri sulung saya yang saat ini kelas tiga sekolah dasar, saya sudah mengajarinya mengelola uang saku selama satu minggu. Jadi saya memberikan uang sakunya seminggu sekali, dia catat setiap pemasukan dan pengeluaran, saldo di akhir pekan, dan sisanya ditabung. Sedangkan untuk si adek yang masih belum bisa baca tulis, saya mengajaknya untuk menabung di celengan.
Nah, saat menerima angpau, Alhamdulillah si kakak sudah tahu apa yang harus dilakukan. Dia tidak langsung membelanjakan uangnya untuk barang-barang yang diinginkan tapi dikumpulkan lebih dahulu. Kalaupun ingin beli es krim atau jajan biasanya dia ambil seperlunya saja.
Beda dengan saya yang dapat angpaunya recehan, anak-anak saya dapatnya hingga ratusan ribu. Alhamdulillah om dan tantenya biasanya memberi angpau yang agak banyak. Meskipun lebaran 2020 ini beda dengan lebaran-lebaran sebelumnya, dimana kami harus lebaran di rumah aja tapi kami bersyukur angpau masih bisa ditransfer, hehehe.
Oleh karenanya, saya memutuskan untuk memberikan edukasi kepada anak-anak cara mengelola angpau secara sederhana. Lalu, bagaimana cara saya mengajari anak-anak mengelola angpaunya?
Memberikan Kepercayaan Penuh
Kata para ahli, memberikan kepercayaan kepada anak-anak akan membuatnya percaya diri. Hal ini juga saya terapkan kepada anak-anak dalam hal mengelola uang, termasuk angpau. Saya bilang ke anak-anak kalau angpau adalah milik mereka sepenuhnya jadi ya terserah uangnya akan digunakan untuk apa. Saya serahkan semua keputusan pada anak-anak, akan digunakan untuk apa angpaunya. Harapannya sih anak-anak punya rencana yang berasal dari keinginannya sendiri, ya tinggal meluruskan aja misalnya nanti rencananya meleset dari perkiraan. Misalnya mereka ingin beli mainan yang mahal, ya cukup dikasih pengertian aja ^_^.
Menjelaskan Fungsi Uang
Meskipun saya membebaskan anak-anak untuk menggunakan angpaunya, tapi saya juga menjelaskan fungsi uang pada mereka. Fungsi uang yang tidak hanya bermanfaat sebagai alat tukar tapi juga untuk bersedekah dan menabung. Sejak dini kami usahakan anak-anak untuk mengenal tabungan dan sedekah.
Tidak Menawari Anak-anak Membeli Mainan
Tidak usah ditawari pun anak-anak akan senang jika diperbolehkan membeli mainan. Apalagi kalau ditawarin, pasti mau donk. Nah, kami enggak nawarin mereka beli mainan deh apalagi jika mainan mereka masih banyak. Mending saya tawarin nabung aja, hehehe. Kalau si kakak biasanya tanpa ditawari inginnya beli buku karena kebetulan dia juga suka membaca. Tapi kalaupun mereka pengin beli ya nggak papa sih, hanya saja selama ini kalau nggak ditawarin sih mereka enggak pernah minta beli mainan.
Jadi, daripada menawari mereka membeli mainan lebih baik saya mengajak anak-anak untuk membuat daftar barang yang ingin mereka beli. Kemudian menanyakan kepada mereka apakah barang-barang tersebut benar-benar dibutuhkan? Apalagi di masa-masa pandemi Covid-19 gini kan penting sekali menabung karena kita belum tahu wabah akan berakhir.
Mengajari Anak Berwirausaha
Tidak ada salahnya mengajari anak mengelola angpau dengan menunjukkan cara berwirausaha. Ya, momen mendapatkan angpau saat lebaran adalah waktu yang tepat untuk memberikan pengertian kepada anak bahwa untuk mendapatkan sesuatu ya harus dengan kerja keras.
Pas lebaran gini saya edukasi anak-anak bahwa menerima angpau berarti mereka mendapatkan modal usaha. Putri sulung saya sudah tahu sedikit cara berjualan karena saya punya toko alat tulis di rumah. Ketika sekolah masih aktif, biasanya dia membawa beberapa barang untuk dijual kepada teman-temannya. Dia pandai memegang uang (nggak tercampur dengan uang jajan) hasil penjualan dan mendapatkan keuntungan untuk ditabung.
Jadi, saat menerima angpau, si kakak juga menyisihkan untuk modal usaha jika suatu saat nanti sekolah telah aktif kembali usai pandemi virus corona.
Itu dia tips mengajari anak mengelola angpau lebaran. Mungkin ada perbedaan cara mengelola angpau anak ya, teman-teman. Yuk, sharing di kolom komentar untuk saling menginspirasi ^_^
12 Komentar. Leave new
Keren Mbak tips nya. Anak saya juga alhamdulillah sudah bisa mengelola angpaunya dengan baik. No 1 dan 2 karena sudah remaja, memilih memasukannya ke tabungan di sekolah dan sebagian kecilnya buat jajan. Kalau yang kecil usia 6 tahun, malah belum mudeng uang, langsung aja dikasih ke saya heheh. Palingan juga namti saya masukkan tabungan sekolahnya juga. Setuju dengan ulasannya. Memberikan pembelajaran kepada anak untuk mengelola uang termasuk angpau memang penting. Agar tidak mubadzir uangnya hanya untuk hal-hal yang tidak penting.
Wah, terimakasih Mbak, inspiratif sekali. Memang sedari kecil anak-anak harus sudah diarahkan ya untuk mengelola uangnya dengan baik, keren nih si kecil sudah diajak untuk membuat catatan keuangan sederhana. Boleh nih nanti saya terapin juga ke anak 🙂
Qadarallah, tahun ini anak-anak gak dapat angpau karena wabah COVID-19 membuat acara kunjungan ke keluarga dipending dulu. Namun, belajar dari pengalaman yang lalu, angpau anak-anak juga biasanya mereka tabung. Nantinya, kalau ada keperluan baru boleh mereka gunakan uang tersebut.
Qadarallah, tahun ini anak-anak gak dapat angpau karena wabah COVID 19 membuat acara kunjungan ke keluarga dipending hingga wabah ini berakhir. Namun, dari pengalaman yang lalu, kami juga membiasakan anak-anak menabung angpau yang mereka dapatkan. Nantinya, mereka boleh menggunakannya untuk keperluan yang dirasa perlu.
Wah, aku salah dong ya. Kemaren aku nawarin buat beli mainan yg dia pengenin,patungan sama adeknya hehehe biasanya sih langsung kumasukin rekening atas nama anak. Kadang dipakai untuk keperluan sekolah atau jadi dana darurat keluarga
Jadi ingat jaman dulu saya kecil ngantri angpau lebaran He He He. Tipsnya bagus mba. Anak saya sdh besar jadi ngga dapat anpau. Nanti saya terapkan sama cucu saya. Insyaallah kalau ada umur.
ah seru banget nih dapat angpau, saya dulu kalau dapat angpau juga ditabung haha, sebagian baru dibeliin komik hehe. bener banget anak seharusnya diajari wirausaha ya dari hasil uangnya itu, biar bisa belajar mengelola bisnis dari kecil. keren tipsnya.
Iya ya. Dulu berapa banyak yuni dapat angpau ketika masih kecil. Tapi langsung lenyap dibelikan jajanan, mainan apapun kesukaan yuni waktu itu. Lost tanpa terkontrol.
Harusnya mulai diarahkan untuk mengelola uang itu. Duh, jadi berasa terlambat gitu lah ya.
Alhamdulillah angpau masih ditransfer ya Mbak..anak-anak senang jadinya. Prinsipnya lebih kurang sama. Karena anak saya sudah besar jadi sudah saya bikinkan rekening bank sendiri (tabungan junior ). Jadi kalau ada angpau, disisihkan dulu untuk ditabung, sisanya boleh beli yang dibutuhkan atau disukai.
Wah, kreatif ya mba… ini sih pasti Bunda nya juga bagus dalam pencatatan ya.. jadi menurun lah kebiasaannya.
Anak-anak saya biasanya nitip uang angpau ke saya, nanti kalau butuh mereka minta. Mereka harus mengingat atau mencatat berapa yang dititipkan dan betapa yang diambil. Sebagai Bank saya nggak langsung acc kalau ada yang mengajukan penarikan tabungan.
Tapi sekarang mereka sudah nggak setor ke bank lagi, semoga mereka makin mandiri dan bisa mengelola uang dengan baik
Angpau anak-anak tahun ini berkurang bahkan nyaris tak dapat hehehe.
Tapi tipsnya oke nih, semoga bisa diterapkan tahun depan, saat kita bebas bagi-bagi angpao tanpa perlu takut ngumpul
Hehe klu jamanku dulu y gkbtahu mengelola uang mba. Dpt angpau ya setor ke ibuku. Jmn anakku juga gitu setor ke aku alias nitip. Klu butuh tggal minta. Sekrg sdh besar mereka dpt angpao yg dikelola sendiri untuk keperluan pribadinya. Baca tulisan mb eni mmg kudu mengedukasi pd anak tentang pengelolaan keuangn yg sederhana. Thx mb ulasan n tips nya…