Baca Buku Bisa Dapat Uang di Perpustakaan Keliling – Hai guys, masih berkaitan dengan Festival Bonorowo Menulis 2017 di Desa Bangoan, Tulungagung. Kali ini saya ingin bercerita tentang Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI) dan Moneygram. Lalu apa hubungannya YPPI, Moneygram, dan festival menulis? Oke deh, simak terus tulisan saya ya guys π.
Adalah Mas Agus, yang saya temui waktu itu, sedang mengajak anak kecil disekitar mobil perpustakaan keliling untuk bermain lego. Beliau berasal dari Ngawi dan bekerja di YPPI pusat di Jakarta, tapi beliau ditugaskan untuk mendampingi anak-anak di Tulungagung untuk menikmati buku dari perpustakaan keliling milik YPPI.
YPPI adalah lembaga yang bergerak di bidang literasi dan salah satu program yang dimiliki adalah perpustakaan keliling di beberapa daerah untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses sumber ilmu. YPPI juga menerima berbagai buku bacaan untuk disalurkan ke
berbagai kalangan. Seperti TBM, Perpustakaan Desa, Perpustakaan Daerah maupun komunitas yang membutuhkan di berbagai daerah. Tak hanya itu, sebagai bentuk tanggung jawab sosial, lembaga yang berkeyakinan “untuk literasi kami mengabdi” ini juga melakukan hibah buku dan membuat event 1000 kilometer 1000 eksemplar buku pada penumpang kereta tujuan Banyuwangi – Jakarta sebagai upaya persuasif agar masyarakat menjadikan kegiatan membaca sebagai kebiasaan. Wow banget ya! π
Itu tentang YPPI. Lha kalau Moneygram apaan? Pastinya berhubungan dengan money alias uang. Sama dengan kalian guys, saya juga penasaran saat membaca banner Moneygram, tapi himbauannya tentang membaca. Saya kira mobil perpustakaan keliling ini milik Moneygram. Akhirnya saya bincang santai dengan Mas Agus yang menjelaskan tentang hubungan keduanya.
Moneygram adalah jasa pengiriman uang dimana kamu bisa mengirim/atau menerima uang dari dan/atau ke orang lain di luar negeri, dimana prosesnya cepat bahkan dalam hitungan jam atau menits saja. Semacam Western Union lah ya, jadi kalau mau ambil uang yang dikirimkan oleh saudara kita dari luar negeri maka kita dapat pergi ke kantor pos atau bank yang memfasilitasi.
Nah, YPPI mengajukan proposan ke Moneygram untuk membuat perpustakaan keliling. Awal pengajuan, masih diberi buku untuk disebarkan ke sekolah-sekolah. Lalu pengajuan selanjutnya barulah Moneygram menyetujui mobil keliling , dengan syarat perpustakaan keliling berada di tempat yang penduduknya banyak keluar negeri. Kebetulan di Tulungagung banyak warga yang menjadi TKW atau TKI, jadi perpustakaan keliling tersebut dioperasikan di Tulungagung. Kenapa? Agar ada timbal balik yang bisa didapatkan, kalau YPPI bisa menggelorakan literasi, Moneygram bisa menjaring masa menggunakan jasa penukaran uangnya π.
Lalu bagaimana baca buku bisa dapat uang di perpustakaan keliling? Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. π Anak-anak baca buku, orang tuanya bisa memanfaatkan Moneygram untuk mendapatkan uang yang dikirim dari luar negeri π.
Di Festival Bonorowo Menulis II, 6-8 Oktober 2017 lalu, mobil pustaka milik YPPI yang bekerja sama dengan Moneygram ikut memeriahkan acara dengan standby di lapangan Bangoan sampai malam. Pantesan bannernya ada Moneygramnya yak? π Nah udah tahu kan ya hubungan ketiganya apa?π
Menurut Mas Agus, selain untuk menjaring massa agar menggunakan jasa Moneygram, tujuan lain ditempatkannya mobil perpustakaan keliling di Tulungagung adalah untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari gadged π. Tahu sendiri kan jaman now gadged udah kayak permen aja, laris manis. Apalagi yang emaknya pada jadi TKW, anak-anak diasuh oleh ibu angkat, ayah, atau neneknya. Anak-anak ini akan mendapatkan kiriman uang secara rutin, biasanya mereka minta apa aja juga dikasih, salah satunya beli gadged. Bayangkan aja jika anak-anak sudah pegang gadged, apa iya masih gemar membaca buku?
Baca juga: Gadged (Aman) untuk Anak
Bersyukur sekali ada YPPI yang masih memiliki kepedulian terhadap kecerdasan anak bangsa. Berbicara tentang literasi berarti bicara juga tentang masa depan generasi bangsa π. Kalian bisa bayangin nggak seandainya anak-anak sama sekali ogah baca buku, bahkan pegang aja rasanya malas. Duh, mau jadi apa bangsa ini padahal buku adalah jendela dunia. Meskipun kecanggihan gadged saat ini juga bisa menuntun kita menjelajahi dunia. Tapi kan beda ya baca buku dengan main gadged. Iya kalau gadgednya cuman buat baca sesuatu yang bermanfaat, buku elektronikΒ lha kids jaman now kan hampir semua pakai gadged untuk game dan nonton youtube aja π΄.
Mas Agus juga menyampaikan jika antusias anak-anak terhadap mobil perpustakaan keliling ini sungguh luar biasa. Biasanya siswa-siswa SD kalau istirahat banyak bermain dan jajan, setelah ada mobil ini mereka lebih memilih membaca buku. Sebelumnya Mas Agus meminta ijin ke UPT setempat untuk kemudian diantar ke SD tujuan, setelah itu kepala sekolah dan guru-guru mengintruksikan siswanya untuk membaca atau meminjam buku. Selain buku ada beberapa permainan, untuk menarik minat anak-anak juga. Misal mereka bosan membaca buku maka bisa bermain.
Mobil perpustakaan keliling beroperasi dua kali dalam sehari, saat pagi di SD dan jika sore di desa (tempat umum yang biasanya didatangi banyak orang). Lalu siangnya ngapain? Istirahat laah… karena kebetulan tenaganya cuma dua orang dalam satu mobil perpustakaan keliling π. Mobil ini jumlahnya masih satu dan beroperasi di tiga kecamatan, setiap kecamatan mendapatkan kesempatan dua hari dalam seminggu. Oiya, tidak hanya anak-anak yang bisa menggunakan fasilitas pustaka keliling ini, orang tua juga diperkenankan membaca tau meminjam buku setelah mendapatkan kartu anggota.
Siswa mengerubuti mobil perpustakaan keliling |
Kendala yang dihadapi mobil pustaka keliling ini hanya sulitnya mengumpulkan foto diri untuk kartu anggota. Padahal peminjaman dan pengembalian buku telah dikelola dengan menggunakan aplikasi di PC, tapi kenapa ya tidak difoto dengan smartphone aja terus dimasukin ke PC? Saya lupa nanya π. Koleksi yang masih minim, sekitar 1000 buku untuk tiga kecamatan tidak menyurutkan semangat petugas untuk mengajak anak-anak membaca buku.
anak-anak bermain huruf, selain bisa membaca |
Gimana ya kalau ada buku yang rusak? Siapa yang akan memperbaiki?
Pertanyaan yang selalu ada di benak saya ketika berkutik dengan perpustakaan karena kan yang baca dan pinjam buku banyak orang sehingga rawan mengalami kerusakan. Untuk buku-buku perpustakaan keliling ini ada dana operasionalnya, jadi misalnya ada buku yang rusak dan butuh perawatan maka akan diperbaiki sesuai dengan alokasi dana yang telah diberikan oleh Moneygram. Pihak YPPI juga harus membuat laporan sebulan sekali yang disampaikan ke Moneygram.
Sejauh ini tanggapan warga desa senang sekali dengan adanya perpustakaan keliling yang masih tetap berada di bawah pengawasan perpustakaan daerah ini. Sebenarnya di Tulungagung juga ada perpustakaan umum tapi belum menjangkau kecamatan yg ada di pelosok. Perpustakaan keliling dari desa juga kurang rutin, mungkin karena jangkauan terlalu jauh.
Semoga YPPI mendapatkan mobil perpustakaan keliling lagi ya, sehingga akan ada banyak buku yang menjangkau pelosok. Harapannya anak-anak bisa kembali akrab dengan buku dan terlepas dari gadged. Amiin. π
8 Komentar. Leave new
Oo.. Begitu ceritanya ya bisa bekerjasama dengan moneygram. Wah menarik nih. Terimakasih infonya π
Programnya keren banget. Memang penting untuk mengajak anak-anak suka membaca ya, Mbak. Semoga dengan adanya Perpustakaan Keliling ini semakin banyak anak-anak yang senang membaca. aamiin
Karena minat baca di negara kita masih rendah jadi kl ada program keren kaya gini semoga lebih menarik ya
Program yang keren ini. Bravo YPPI dan moneygram. Semoga makin banyak perpustakaan kelilingnya tersebar π
Aku baru tahu apa itu moneygram… Heheh… Kirim uang jd gg ribet yah
Baru dengar soal moneygram. Tahunya buat kirim duit dr luaar negeri ya western union π
Turut mengaminkan doanya supaya dpt mobil buat perpustakaan keliling lgi. π
gebrakn moneygram boleh juga yaa.. jadi saling menguntungkan
Wah programnya bagus nih mbak, untuk menumbuhkan minat baca masyarakat… ^^