Festival Bonorowo Menulis 2017, Wisata Literasi Tulungagung – Tak hanya sebuah ungkapan atau pendapat saya semata, Festival Bonorowo Menulis (FBM) memang benar-benar menggelorakan semangat pejuang literasi yang hadir. Bukan cuma saya saja sih, delapan siswa yang saya ajak hadir juga ketularan semangat. Mereka menjadi semangat membaca dan ingin segera menulis, luar biasa banget deh pokoknya. Postingan kali ini saya ingin mereview FBM 2017 dari segi partisipan.
Baca juga: Drama yang Mewarnai Perjalanan ke Festival Bonorowo Menulis
Mengangkat tema Menulis dan Membaca Tulungagung di Era Digital untuk meningkatkan jati diri dan martabat bangsa, FBM 2017 ingin mempertemukan para penulis lokal, komunitas kepenulisan, dan jurnalis
serta mempublikasikan karya-karya literasi Tulungagung ke dalam buku dan
media daring. Keren ya!! Siapa lagi coba yang akan memperjuangkan literasi kalau bukan kita yang peduli pada masa depan anak bangsa?
![]() |
Suasana pembukaan Festival Bonorowo Menulis II yang dihadiri perwakilan pelajar Tulungagung dan Kepala Balai Bahasa Jawa Timur |
Berlangsung di Lapangan Desa Bangoan, Tulungagung, FBM 2017 dibuka oleh Drs. Abdul Khak, M.Hum, Kepala Balai Bahasa Jawa Timur pada Jum’at, 6 Oktober 2017. Sebenarnya pihak panitia mengundang Kemdikbud, tapi karena berhalangan diutuslah Kepala Balai Bahasa Jawa Timur untuk hadir.
Selain itu acara pembukaan juga dihadiri oleh pelajar, tokoh masyarakat, sastrawan, dan pendidik Tulungagung. Acara pembukaan diawali dengan tarian Reog Kendang untuk menyambut kedatangan rombongan dari Balai Bahasa Jawa Timur, dilanjutkan penampilan adik-adik SD dan SMP yang mewakili pelajar Tulungagung menyanyikan Mars Titerasi dan Tarian Buku Bonorowo.
Baca juga: Baca Buku dapat Uang di Festival Bonorowo Menulis
Bunda Tjut Zakiyah Anshori, ketua FBM 2017 berharap melalui kegiatan ini dapat menyebarkan gairah berliterasi ke seluruh lapisan masyarakat, usia, dan profesi sehingga literasi menjadi bagian yang menyenangkan dalam kehidupan bersama.
Pendiri Sanggar Kepenulisan Pena Ananda di Desa Bangoan ini juga berhasil merangkul pegiat literasi dari luar kota sebagai relawan tamu yang ikut serta memeriahkan kegiatan, seperti Reading Volunteer Indonesia atau komunitas relawan baca yang anggotanya berasal dari berbagai kota diantaranya Yogyakarta, Bandung, Pemalang, Jakarta, dan Banyuwangi.
Selain 26 relawan tamu tersebut, pelaksanaan FBM 2017 juga dibantu oleh 70 relawan yang berasal dari mahasiswa dan pelajar setempat untuk menjadi panitia, 25 relawan sebagai narasumber workshop, dan sekitar 300 relawan pengisi panggung dalam gebyar seni literasi.
Wisata Literasi
Salah satu alasan yang menarik minat saya untuk menghadiri FBM 2017 adalah akan ada wisata literasi yang menyajikan pendidikan sekaligus hiburan bagi seluruh lapisan masyarakat yang hadir.
Oleh karenanya kegiatan ini tidak hanya menyajikan materi kepenulisan dalam bentuk workshop seperti penulisan cerpen, puisi, geguritan, membuat scrap book, tapi juga panggung hiburan yang diisi oleh berbagai macam kesenian mulai dari band dan tarian kontemporer, pembacaan puisi, dan teater sederhana.
![]() |
Wisata Literasi di Festival Bonorowo Menulis 2017 |
Kebetulan sekali, saya butuh materi juga untuk siswa saya yang beru belajar nulis. Sejak awal saya mendaftarkan siswa-siswa saya untuk mengikuti workshop menulis cerpen, membuat puisi, photostory, dan menggambar komik. Tapi sayang sekali karena ada beberapa workshop yang gagal kami ikuti.
Pertama, workshop menulis cerpen dan photostory yang ditiadakan karena pemateri tidak bisa hadir. Kedua, workshop membuat komik juga tidak bisa kami ikuti karena ada miskomunikasi dengan panitia. Tapi tak mengapa, alhamdulillah anak-anak masih bisa mengikuti workshop scrapbook.
Tak hanya itu, festival ini juga dimeriahkan oleh stan pameran dari komunitas dan lembaga yang menggelar dokumentasi dan informasi kegiatan dalam rangka mengkomunikasikannya sebagai gerakan literasi bersama, yaitu stan SMPN 2 Ngunut yang memajang hasil karya tulis guru dan siswanya.
Kebetulan saya sempat mampir ke stan SMPN 2 Ngunut dan sempat ternganga melihat hasil buku karya Kepala Sekolahnya, Pak Budi Harsono. Beliau mengumpulkan hasil curhatan anak-anak dan mencetaknya menjadi sebuah buku. Subhanallah, luar biasa ya 😃.
Bagi-bagi Buku Gratis
![]() |
Oleh-oleh dari Reading Volunteer |
Ada juga stan pustaka Bonorowo yang berisi informasi karya-karya penulis Tulungagung terbitan tahun 2016-2017, dan juga stan relawan dari luar kota seperti Reading Volunteer (Revolt) dan penerbit Sembilan mutiara. Anak-anak senang sekali dapat buku gratis dari stan Revolt.
Ceritanya nih, pengunjung stan yang menginginkan buku gratis bisa menuliskan sebuah pesan damai yang nantinya diselipkan ke dalam sebuah buku. Jadi siapapun yang mendapatkan buku gratis akan membaca pesan damai dari orang lain. Oiya, saya dapat buku yang ada pesan damainya dari Bapak Kepala Balai Pustaka lho, keren nggak tuh? 😝 Tapi saya tahunya pas udah balik ke Malang 😎
![]() |
Pesan damai dari Bapak Abdul Khak, Kepala Balai Bahasa Jawa Timur |
Revolt juga memberikan pengalaman yang berharga bagi saya dan ke delapan siswa yang saya ajak melalui kegiatan book sharing. Kami diharuskan membaca buku yang kemudian kami sharing atau bacakan kepada orang lain.
Saya memilih buku Jus Sayur da Buah untuk kemudian saya baca dan bagikan isinya kepada seseorang di sekitar stan Revolt. Tanggapannya? Luar biasa sekali, mereka senang bisa mendengarkan saya bercerita tentang buah dan sayur yang ternyata belum banyak mereka ketahui. Sedangkan siswa-siswa saya memilih membacakan dongeng untuk adik-adik di sekitar lapangan.
Oiya, masih adalagi bagi-bagi buku gratis dari Pak Tosa, pemilik penerbitan Sembilan Mutiara. Selain menjadi seorang penulis, Pak Tosa juga pengajar di salah satu SMP swasta di Trenggalek. Pengalaman beliau mendirikan taman bacaan, merangkul penulis lokal trenggalek, hingga mendirikan penerbitan buku, sungguh luar biasa. Banyak ilmu yang saya dapatkan dari beliau. Tak lupa Pak Tosa juga memberikan buku gratis kepada kami. Terima kasih Pak Tosa.
Sekeping Asa dari FBM 2017
Setelah kembali ke Malang saya mendapatkan pesan WA dari Bunda Tjut Zakiyyah seperti berikut.
Sahabat pegiat dan pendukung gerakan literasi seNusantara.
Alhamdulillaah, berkat dukungan, bantuan, doa, dari sahabat semua, FESTIVAL BONOROWO MENULIS II terselenggara dengan sukses. Lapangan Desa Bangoan di tanggal 6-8 Oktober terdapat jejak ribuan warga yg berpesta literasi dgn suka cita. Mulai dari anak-anak usia dini hingga para orang tua, mulai dari rakyat jelata, pemerintah desa, hingga pejabat. Mulai yang asli dari Desa Bangoan hingga dari pelosok Nusantara yg tergabung sebagai Reading Volunteer Indonesia.
Semuanya dengan KERELAWANAN, mulai dari panitia penyelenggara, hingga moderator, MC, narasumber, dan naralatih.FBM II bukan pekerjaan satu hingga dua jenis saja, selesai satu hari saja, cukup dengan saweran para relawannya saja, atau sudah tersedia dana sejumlah RP… dan tinggal menyelenggarakan ibarat proyek-proyek lazimnya. Bukan!!! Bahkan persiapannya butuh berbulan-bulan, bukan hanya kesabaran yg diuji, tapi juga kepercayaan, keyakinan, dan kesolidan tim. Maka FBM II benar-benar bisa menjadi kaca benggala bagi kita semua, konseptor (pemikir), pelaku, pendukung, dan penikmat.
Tak ada yang ingin dicapai oleh FBM II, kecuali:
Menyebarnya semangat gairah berliterasi ke seluruh lapisan masyarakat, lapisan usia, lapisan profesi, hgg literasi menjadi bagian yg menyenangkan dlm kehidupan bersama.Kegiatan-kegiatan di FBM II menjadi inspirasi semua kelompok/institusi warga untuk diaplikasikan, direplikasikan, disebarluaskan kembali, melalui kelompok/institusinya;
Masing-masing stakeholder bersedia mengambil peran hingga dapat bercermin diri apakah peran dukungan untuk budaya literasi telah dijalankan dengan maksimal.
Kembalinya tradisi saweran, gotong royong, kepedulian sebagai akar budaya manusia yg berbudi pekerti luhur sbgmn warisan nenek moyang yg telah membuktikannya dalam memerdekaan kedaulatan bangsa.
Untuk semua dukungan dan partisipasinya kami sampaikan terimakasih. Atas segala kekhilafan kami pun minta maaf yg sebesar-besarnya.
Salam literasi. 💪
Terimakasih telah menyebarluaskan siaran ini. Komentar, usulan, saran, kritik, penuh tanggung jawab dan konstruktif, kami tunggu di 08994211089 (WA Official)
Mari kita bersama-sama berdoa, semoga kelak stakeholder pengambil kebijakan dapat memberikan dukungan dalam bentuk regulasi yang membuka kesempatan kepada semua pihak untuk berpartisipasi dalam kegiatan literasi. Terutama lembaga pendidikan formal maupun non formal untuk bersama-sama membuat peta kekuatan dan peta potensi agar dapat menemukan interseksi sebagai komitmen dalam gerakan literasi. Amiin
16 Komentar. Leave new
Wahh senangnya dapat buku gratis. Memang membaca dan menulis itu harus digalakkan sejak dini ya. Dengan membaca wawasan kita jadi lebih luas. Apalagi jaman sekarang, membaca ga harus dari buku, tapi banyak juga artikel online yang sarat ilmu.
Amiin.
Wah serunya ya FBM 2017, semoga makin meluas kegiatan2 seperti ini.
Aku berharap acara ini bisa terus berlangsung dan enggak cuma di Tulungagung saja. Tapi lebih banyak lagi di daerah-daerah lainnya.
Acara ini penting banget menurut aku, mengingat minat baca tulis di negara kita masih kurang.
keren juga acara lterasi seperti ini.. mudah-mudahan di Malang ada yang menyelenggarakan acara seperti ini
Seandainya di Bengkulu juga ada festival literasi seperti Festival Bonorowo Menulis ini.. Ah, sudahlah.
Acaranya menarik sekali mbak, penuh dengan manfaat.. ^^
Amin… Semoga harapan nya tercapai.
Gerakan ini seru dan keren ya.
Kegiatan literasi begini selalu seru ya mbak.
Di Lombok juga selama Oktober ini lagi ada event. Sayangnya kebanyakan kegiatan diadakan di malam hari. Gak bisa ikut deh sayanya 🙁
aku pengen deh explore tulung agung, emang cukup lama sih datang dari SBY cuma worth it sama pemandangan alam di sana.
Seru ya wisata literasinya.
Wah pasti anak-anak senang dapat buku gratis, bisa meningkatkan minat baca anak.
Seru ya kegiatan literasi seperti ini.
Wah seru kynya acaranya ni..br tau sampe ada wisata literasi segala?
saya aja seneng kalo habis beli buku..apalagi kl dapat gratis..hihiih
Kereen, Tulungagung punya event literasi seperti ini. Sebab ga banyak daerah punya kepedulian terhadap dunia literasi, apalagi masyarakat biasanya lebih suka tontonan atau konser 😀
Acaranya seru dn sarat pengetahuan nih, sayang belum bisa ikutan. Dulu paling senang kalau ada acara literisasi gini.
Pengen explore Tulung Agung
Keren, Tulungagung pun mulai melek gerakan2 literasi macam ini. Moga dapat dukungan dari pemerintah dan masyarakatnya.
Seru banget acaranya Bund..