Baju baru alhamdulillah
Tuk dipakai dihari raya
Tak punya pun tak apa-apa
Masih ada baju yang lama
Hayo… siapa yang tahu syair lagu tersebut? Kalau masih ingat bisa jadi seumuran dengan saya, hehehe. Atau coba deh searching kata kunci “Baju Baru” di gugel maka akan kalian temukan lagu Dea Ananda berjudul “Baju Lebaran”.
Sejak Kapan Terbiasa Beli Baju Baru
Kapan ya? Seingat saya sih sejak kecil bapak dan ibu sering membelikan saya baju baru. Waktu itu saya belum paham alasan orang tua membelikan baju baru. Anak kecil mana sih yang gak senang jika dapat baju baru? Apalagi jika teman-temannya semua juga pakai baju baru.
Saya juga masih ingat, bapak akan langsung mengajak saya ke pasar setelah dapat THR. Ya Allah… kalau ingat masa-masa itu pengen mewek rasanya karena belum bisa membalas jasa beliau.
Seandainya waktu kecil saya sudah paham jika gaji bapak sebagai tukang bangunan, maka saya enggak akan mau diajak beli baju baru. Pakai baju lama juga gak papa lha wong masih bagus dan bisa dipakai kok.
Apalagi saya tiga bersaudara waktu itu sehingga bapak harus membelikan baju untuk ketiga anaknya. Bahkan bukan hanya baju tapi lengkap dengan sandal atau sepatu baru. Sejak itulah saya terbiasa beli baju baru saat lebaran tiba.
Duh, jadi kangen bapak deh T_T
Kenapa Harus Beli Baju Lebaran?
Ketika sudah besar, saya pun bertanya-tanya, kenapa sih kok harus beli baju lebaran? Beneran loh ini saya tuh mikirnya saat kuliah. Sebelum-sebelumnya saya tuh mikir seneng aja punya baju baru karena orang-orang juga pakai baju baru.
Nah, pas kuliah itulah saya pernah mengikuti kajian rutin di masjid kampus. Salah satu isi kajiannya menyebutkan bahwa kita tidak boleh berlebihan dalam berbelanja, contohnya ya beli baju ini.
Untuk apa beli baju baru jika baju lama masih bisa dipakai? Malah katanya semua yang kita miliki akan dimintai pertanggung jawaban termasuk baju yang enggak pernah dipakai.
Kata ibu, ya mumpung bisa beli toh kan dapat THR juga sekali setahun. Tapi bagaimana jika tidak ada THR? Masihkah beli baju lebaran untuk anak-anak adalah sebuah kewajiban?
Mungkin ibu-ibu lain yang memenuhi pasar menjelang lebaran ini memiliki pemikiran yang sama dengan ibu saya. Lha wong setahun sekali aja kok masak sih enggak boleh beli baju lebaran? Sampai dibela-belain berdesakan di pasar loh. Bahkan di musim wabah pun pasar masih ramai seakan lupa bahwa ada penyakit menular.
Pikir saya, kita enggak pernah tahu apa yang dipikirkan orang lain. Namun, kita bisa memilih apa yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk diri kita sendiri. Saya pun memilih tetap berdiam diri di rumah saat pasar ramai kayak laron.
Baju Baru untuk Lebaran, Yeay or nay?
Seperti lagu Dea Ananda, siapapun pasti bersyukur dan mengucapkan hamdalah saat menerima baju baru. Begitu juga anak-anak saya yang bahagia saat saya ajak ke pasar untuk beli baju baju menjelang lebaran.
Namun, saya pun berpikir ulang, apakah perlu anak-anak saya biasakan membeli baju lebaran?
Dan saya putuskan untuk mengajarkan kepada anak-anak belanja barang seperlunya saja. Beli baju baru tidak harus saat lebaran. Asalkan butuh kapanpun bisa kok beli baju baru tapi ketika lebaran juga enggak perlu beli baju karena baju lama masih bisa dipakai.
Saya beritahu mereka jika memiliki uang berlebih alangkah baiknya ditabung dan disedekahkan. Karena kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan dan pada sebagian harta kita sesungguhnya terselip milik kaum dhuafa. Apalagi pada saat ini banyak orang yang membutuhkan dari segi ekonomi.
Setidaknya sejak dini anak-anak sudah mampu membedakan mana kebutuhan primer dan sekunder. Membeli barang pun harus ada skala prioritasnya sehingga ketika sudah besar nanti mereka akan terbiasa mengelola keuangan dengan baik.
Oiya, si sulung yang sudah kelas 3 SD sudah saya percaya untuk mengelola uang sakunya. Jadi uang sakunya saya berikan seminggu sekali dan mengharuskan dia mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran. Alhamdulillah, dia jadi lebih hati-hati dalam membelanjakan uangnya.
Nah, pada lebaran tahun 2020 ini kita semua tahu jika ada wabah virus corona yang mempengaruhi setiap aspek termasuk ekonomi masyarakat. Saya sebagai bloger dan suami saya petani jamur pun terkena imbasnya.
Job dari ngeblog tidak sesanter ketika belum ada pandemic, pun dengan suami yang jualannya agak sepi. Hal ini saya beritahukan kepada anak-anak yang tentu saja dengan bahasa yang mereka pahami. Alhamdulillah, nggak nyangka si kakak bilang enggak usah beli baju lebaran karena bajunya masih bagus-bagus dan masih muat. Sedangkan si adek belum terlalu paham dengan konsep baju baru ^_^
Memang ya tidak mudah memberitahukan kepada anak-anak perihal “membeli barang seperlunya saja” ini. Apalagi jika sudah terbiasa membelikan barang-barang kesukaan anak-anak. Dibutuhkan konsistensi dan kesabaran sehingga apa yang ingin kita sampaikan dapat diterima anak sebagai hal yang baik.
Jadi gimana? Apakah saya setuju beli baju untuk lebaran?
Jawabannya, jika masih ada baju lama yang tampak baru untuk apa beli? Hehehe.
Setiap orang boleh berpendapat sesuai prinsipnya masing-masing ya, teman-teman. Yuk, sharing di kolom komentar apakah kalian beli baju baru untuk lebaran nanti?
Salam,
6 Comments. Leave new
Alhamdulillah anak-anak saya tak menuntut baju baru di lebaran tahun ini. Masih ada baju yg beberapa waktu lalu dibeli dan blm pernah dipakai mba. Jadi santuyy aja…hehe
Memang berat menjelaskan kepada anak ya, Mbak. Tetapi insya Allah mereka bisa mengerti.
Tetap semangatt
Alhamdulillah ya masih ada baju yang lama dan masih bagus eaaa
Kalo saya beli baju nggak di lebaran Mbak…kadang aja pas pengen punya baju yang seragam jahitin moment lebaran. Seringnya anak2 beli baju muslim di luar mau lebaran karena dipake pas acara sekolah dan seringnya bajunya udah nggak muat. Sedih banget harus beli terus…tapi anak e harus punya baju muslim buat acara sekolah, sehingga pas lebarang nggak usah beli.
Aku termasuk yang jarang banget beli baju lebaran. KAdang emang bikin snediri sih. wkwkw. Biasanya mix and match di jilbab nya aja. Atau pakai baju yang masih layak digunakan untuk suasana lebaran.
Kalau daku pribadi pas anak-anak beli Mbak…samalah sebab nggak pernah beli baju. Klo anak-anakku nggak. Karena sering beli baju kapan aja, terutama baju muslim, karena sebentar-sebentar ada acara sekolah lalu baju muslim anakku nggak cukup.