Awal perkenalan saya dengan Indscript adalah saat saya bergabung dengan komunitas menulis Ibu Ibu Doyan Nulis (IIDN) di facebook. Lupa kapan tepatnya ^_^ Lalu, saya mengenal Teh Indari Mastuti saat saya ikut training online “Sekali Nulis Jebol Media” dimana beliau sebagai mentornya.
Saat mengikuti training tuh saya melongo aja membaca profil Teh Indari yang luar biasa sekali. Cara beliau menyampaikan materi itu loh penuh semangat dan kata-katanya sungguh memotivasi. Hingga akhirnya saya bisa jebol media beneran meskipun masih media lokal, Harian Surya.
Senangnya bukan main artikel liputan dan foto saya terpampang di Koran. Ketika itu saya menulis tentang Ibu Ibu Doyan Nulis (IIDN).
Sejak itu saya jadi sering mengirimkan karya ke Harian Surya dan beberapa kali terbit. Sampai-sampai pernah loh saya wapri Teh Indari Mastuti untuk mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan motivasinya. Masyaallah… Teh Indari itu humble banget, lewat chat aja saya bisa tahu kalau beliau ini pribadi yang ramah dan hangat.
Sejak itu saya selalu berdoa agar suatu saat bisa bertemu langsung dengan beliau. Allah Maha Baik pun mengabulkan doa saya. Pada 5 Februari 2017 Teh Indari hadir di Kopdar Emak Pintar Malang. Melalui tema tentang cara melunasi hutang melalui “Hutang Bukan Untuk Dipikirin” dan “Dengan Celengan Utang Lunas”, Teh Indari memberikan materi secara menarik dan santuy. Cerita lengkapnya bisa kalian baca disini ya.
Namun, pada kesempatan lain Allah SWT mengizinkan saya untuk bertemu lagi dengan Teh Indari di kantor Indscript. Gimana ceritanya? Saya itu saya menghadiri ulang tahun Joeragan Artikel yang kedua tahun. Kalau kalian penasaran dengan Joeragan Artikel, bisa baca postingan saya disini.
Daftar Isi
Profil Indscript Creative
Coba deh teman-teman gugling keyword “Indscript Creative” nanti akan muncul informasi tentang bisnis, buku, training center, pemberdayaan perempuan, dan Indari Mastuti. Bisa dikatakan jika Indscript Creative terkait dengan itu semua.
Indscript Creative hadir sebagai wadah perempuan, khususnya ibu rumah tangga yang ingin menjadi penulis dan atau pebisnis. Seperti saya ^_^
Seperti yang telah saya ceritakan jika Indari mastuti adalah founder dari Indscript Creative yang berpusat di Bandung. Awal mulanya, Indscript Creative hadir dari sebuah keinginan Teh Indari untuk menjadi ibu rumah tangga yang seutuhnya. Beliau melepaskan karirnya di dunia telekomunikasi dan memilih berprofesi sebagai penulis pada tahun 2007, setelah menikah.
https://www.instagram.com/p/BrSQTN9hIaD/
Awalnya, di Indscript itu penulisnya Teh Indari sendiri hingga akhirnya ada penerbit yang menawarkan kepada beliau untuk menulis lebih banyak lagi tema-tema buku. Sayangnya Teh Indari tidak memiliki background untuk menulis tema-tema yang diajukan penerbit tersebut.
Tapi, Teh Iin (panggilannya) puny aide cemerlang dengan menawarkannya kepada Bang Aswi – penulis pertama yang bergabung dengan Indscript Creative. Tapi kemudian ada dua penulis lain bernama Anton dan Yati yang bergabung.
“Tidak mudah mencari penulis pada masa itu, sebab pada saat itu orang-orang sendiri juga awam dengan yang namanya agensi naskah bahkan penulis-penulis yang memang sudah ada di Indonesia pada masa itu, lebih memilih untuk langsung ke Penerbit dibandingkan melalui agency naskah.” Kata Indari.
Pantang Menyerah Mengembangkan Indscript
Sejak pertama kali bertemu di Kopdar Emak Pintar tuh saya tahu kalau Teh Indari adalah wanita yang tidak mudah menyerah, ada aja inovasi dari seorang Indari. Saya sampai heran loh kok bisa mengeluarkan produk-produk unik dan kreatif tanpa henti gitu.
Beliau juga tak pernah berhenti memikirkan cara untuk mengembangkan Indscript ini menjadi sebuah agensi penulis professional.
“Saya terus mencari penulis bahkan saya mencari dengan keterbatasan sosial media saat itu. Pernah mendapatkan di Friendster hingga yahoo group.” Cerita Teh Indari.
Waduh… friendster dan yahoo group mah jaman saya masih kuliah dan belum mengenal perempuan luar biasa ini.
Bahkan Indscript creative pernah dianggap sebagai agensi penulisan yang aneh hanya karena menabrak pola pengajuan naskah ke penerbit.
Hah? Maksudnya?
Jadi gini cerita Teh Iin, biasanya kalau kirim naskah ke penerbit itu kan naskah full. Nah, kalau Indscript Creative ini mengajukan ratusan judul buku. Ya tentu saja itu dianggap aneh kan kayak beli kucing dalam karung. Mana naskahnya? Kok cuma judulnya doang? Hehehe
Tujuan Teh Indari melakukan pola “aneh” tersebut adalah untuk membangun agensi naskah dan it’s work ^_^
Jadi, saat itu Teh Iin dan tim mengirimkan ratusan judul buku yang bisa dipilih penerbit. Kemudian Teh Iin dan tim memberikan outline sesuai dengan judul buku yang dipilih plus contoh penulisannya. Jika penerbit ACC maka kerjasama pun berjalan hingga buku siap cetak.
Pernah Mengecewakan Pelanggan
Indscript pun kebanjiran order, rata-rata pesanan dalam satu bulan hingga mencapai 60-100 naskah buku. Tapi sayangnya ada lost control pembuatan naskah buku sehingga terjadi penurunan quality control.
Hingga akhirnya pada tahun 2009 Indscript oleng, mengecewakan banyak penerbit, dan kehilangan banyak klien. Hal ini membuat Indscript berada di ambang kebangkrutan dan memaksa Teh Indari untuk mengambil kebijakan pemberhentian karyawan.
Saya yakin, pasti berat ya. Tapi itu semua dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan sehingga yang bertahan adalah yang benar-benar qualified.
Namun, kehilangan pelanggan tersebut kemudian membuat Teh Indari berpikir lebih banyak lagi tentang bisnis. Bahwa bisnis itu bukan hanya mencari keuntungan tapi juga menjaga kepuasan pelanggan.
“Bisnis bukan hanya sekedar mengambil order yang banyak tapi bagaimana mendeliver kebutuhan pelanggan dengan maksimal dan juga menjaga kepuasan mereka sehingga akhirnya terus menjadi pelanggan kami atau menjadi pelanggan loyal.” Kata Teh Indari.
Melalui kehilangan tersebut banyak yang bisa dipelajari, bahwa dalam bisnis harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
Berdirinya Ibu Ibu Doyan Nulis
Teh Indari berpikir bahwa jika dirinya sebagai ibu rumah tangga saja bisa menjadi penulis, pastinya IRT lainnya pun bisa. Oleh karenanya pada 24 Mei 2010 beliau mendirikan komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis yang memiliki visi menelurkan penulis-penulis baru di kalangan ibu rumah tangga.
Harapannya sih dengan menulis ibu-ibu yang tergabung di komunitas ini bisa produktif dari rumah, bisa berkarya terus menerus tanpa perlu keluar rumah. Melalui komunitas inilah eh Indari merasa jiwanya terisi karena bertemu dengan banyak IRT yang memiliki minat yang sama yaitu menulis.
Keinginan beliau pun tercapai yaitu bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi perempuan dengan menghadirkan mereka di dunia penulisan. Hingga kini lebih dari 4.000 karya para penulis tersebar di berbagai penerbit besar di Indonesia mulai dari Gramedia Pustaka Utama, Elex Media, Penebar, dan berbagai penerbit lainnya
Setahun kemudian Teh Iin membangun komunitas Ibu-ibu Doyan Bisnis untuk membuat bisnis dari rumah. Sampai sekarang pun facebook grupnya masih aktif.
Dari Kebangkrutan Saya Belajar Memaknai Semua Dengan Sederhana
Tidak semua orang bisa memaknai kebangkrutan. Ada yang mengeluh bahkan menyalahkan nasib. Tapi tidak dengan Teh Indari Mastuti yang bisa belajar dari hal tersebut. Beliau merasa diselamatkan oleh Allah untuk kembali ke jalan yang benar dan yakin jika telah sukses berbisnis apapun maka gaya hidup sederhana adalah pilihan yang tepat.
Nah, saat berada di ambang kebangkrutan tersebut Teh Indari terus berjuang untuk bisa bangkit lagi.
Bagaimana caranya?
Dengan menggali potensi yang ada untuk menghasilkan uang. Teh Iin ini kan suka ngomong dan bisa membuat planning bisnis, akhirnya beliau mengikuti berbagai kompetisi bisnis dan memenangkan beberapa penghargaan . Salah satunya menjadi perempuan isnpiratif Nova 2010.
https://www.instagram.com/p/B_d_P7Lg0_i/
Setelah memenangkan banyak kompetisi inilah akhirnya Indscript dikenal banyak orang melalui media. Mulailah perusahaan di bidang kepenulisan ini mendapatkan klien lagi. Bahkan jumlahnya meningkat bukan saja di ranah dunia penerbitan tapi merambah ke perusahaan swasta hingga BUMN.
Motivasi terbesarnya untuk mempertahankan Indscript karena beliau suka banget dengan dunia kepenulisan dan ini adalah dunianya. Sehingga beliau harus tetap semangat agar anggota komunitas yang didirikan tidak pernah melemah.
Terus Berinovasi
Seorang Indari Mastuti yang tidak pernah berhenti belajar semakin banyak menelorkan inovasi-inovasi hingga sekarang.
Tahun 2013
Mendirikan Sekolah Perempuan sekaligus meresmikan Indscript Personal Branding, yaitu layanan branding diri para pengusaha di berbagai media sehingga mampu meningkatkan
Tahun 2014
Mendirikan Indscript Direct Selling, yaitu memproduksi sebuah alat bantu konsistenti di bidang apa saja, atau biasa disebut METRIK dan DREAMBOARD.
Luar biasa kan ya idenya? Adaaa aja gitu. Ini karena Teh Iin punya tabungan ide yang selalu ditulis meski tidak dikerjakan saat itu juga. Enggak ada deh yang namanya kekurangan ide. *cateeet
Tahun 2015
Mendirikan Indscript Training Center yaitu Direct Selling yang dipadukan dengan dunia mengajar. Menjadi mentor di dunia online yang lebih banyak sharing bagaimana membangun bisnis dari ruma. Training pertama pada lini ini adalah kelas Reparasi Bisnis.
Waktu itu saya pernah mencicipi kelas previewnya dan memang luar biasa jika training ini dilakukan secara konsisten.
Hingga sekarang total alumni Indscript Training Center sekitar 10.000an. Namun, tak lama setelah Indscript Training Center berdiri, Teh Indari menutup layanan Indscript Personal Branding dan fokus pada Reparasi Bisnis. Misinya membangkitkan perusahaan-perusahaan yang memang diambang kebangkrutan atau memiliki begitu banyak masalah
Di tahun yang sama beliau juga membangun komunitas Emak Pintar yang ingin menyatukan IIDN dan IIDB. Tapi, dalam perjalanannya kedua komunitas ini berjalan sendiri-sendiri dengan kekhasannya.
Tahun 2017
Di usianya yang ke 10 tahun Indscript sudah cukup cukup eksis serta kuat secara sistem dan Teh Indari berpikir untuk membuat bisnis kembali. Akhirnya beliau membuat Indblack yang bergerak di dunia fashion dengan pilihan bidang produsen handsock.
Dari sinilah beliau bisa memberdayakan ibu-ibu yang di sekitar rumah untuk menjadi pengrajin handmade desain handsock.
Tahun 2018
Pada tahun ini Indscript menciptakan hasil penulisan dalam banyak versi, seperti workbook, agenda, minibook, hingga di tahun 2019 menelurkan rangkaian guidance book
https://www.instagram.com/p/BmM1_6olP0b/
Menjadi Co Founder Kunikita
Saat ini Teh Indari Mastuti juga menjabat sebagai co founder Kunikita. Berawal dari founder Kunikita yang mengikuti reparasi bisnis pada tahun 2018 dan berlanjut ke kelas-kelas lainnya, akhirnya Teh Iin ditunjuk sebagai co founder karena berhasil membersamai Kunikita dari 5 karyawan menjadi 50an .
Kunikita adalah bisnis ritel yang menjual berbagai kebutuhan Muslimah. Memiliki lebih dari 4.000 jaringan pemasaran di Indonesia dengan produk unggulannya CIOMY, bakso aci khas Garut yang bisa terjual ribuan pcs per hari.
https://www.instagram.com/p/B8Zyw7ogMja/
Lebih Fokus di Usia 13 Tahun
Saat ini Indscript berada di usia 13 tahun. Ibaratnya manusia bisnis ini telah remaja dan bukan saatnya main-main. Harus benar-benar fokus untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat luas.
Apalagi sekarang Indscript sudah memiliki 4 lini bisnis yaitu Indscript Writing, Bukuin Aja (indie Publisher), Kunikita, dan Indscript University (penyelenggaraan kelas online dan terkait modul buku).
https://www.instagram.com/p/BpmMn2GnuQh/
Untuk itulah di tahun ke-10 Indscript membangun CSR (Coorporate Social Responsibility) berupa pembebasan riba, pemberian hibah modal usaha, donasi lansia, dan berbagai kegiatan donasi lain yang diambil dari 10% dari omzet.
Setelah menjadi co founder Kunikita, Teh Indari Mastuti berharap memiliki semakin banyak peluang bagi perempuan untuk mengembangkan dirinya baik dalam sisi kepenulisan ataupun dalam sisi bisnis.
“Di tahun 2024 saya berharap memiliki 15.000 jaringan pemasaran yang mereka itu berasal dari para perempuan khususnya ibu rumah tangga dan mereka bisa menghasilkan dan sangat produktif hanya dari rumah saja.” Jelas Teh Indari.
#Indscrip #KumpulBlogerIIDNIndscript