Akhirnya, saya akan naik kereta api lagi setelah sekian lama (terakhir ke Jogja tahun 2014), sekitar 3 tahun lalu. Jadi agak katrok waktu akan naik kereta lagi ke Surabaya. Yeah, keinginan ke kota pahlawan ini sudah sejak lama tapi baru terkabul tanggal 19 Mei 2017 lalu. Alhamdulillah dapat undangan dari Harian Surya untuk menghadiri acara Kopdar Cipo2017 pada Minggu, 21 Mei 2017 di Empire Palace Hotel, Blauran-Surabaya. Whuaaa… senang donk… bisa bertemu dengan Ibu Trihatma (editor Citizen Reporter-Surya), Gus Ipul (Wagub Jatim), dan teman-teman Cipoer.
Terus, kok saya berangkat tanggal 19 Mei 2017? Iya, saya mampir dulu ke rumah kakak ipar di Surabaya. Kebetulan juga belum pernah berkunjung sejak kakak punya rumah baru, jadi saya gunakan kesempatan ini. Anak-anak juga senang sekali bisa bertemu dengan kakak sepupunya. Bahkan ketika kami pulang, ponakan pada kecewa karena rumahnya kembali sepi, huhuhuuuuu….kasihan. Padahal entar lebaran ketemu lagi ^_^.
Saya, anak-anak, dan suami memilih berangkan naik kereta api karena moda ini paling enak dan nggak bikin mabok. Maklum, anak-anak saya gampang sekali mabok (alias muntah) kalau naik transportasi darat (kecuali sepeda motor). Entahlah, mungkin nurunin sifat saya yangwaktu kecil gampang mabok darat saat bepergian. LOL. Saking semangatnya masih kurang 3 minggu keberangkatan saya browsing tiket online, eh ternyata mahalan dikit daripada beli offline. Saya pun datang ke stasiun, dan langsung kecewa saat membaca “tiket hanya dapat dibeli seminggu sebelum keberangkatan”, hahaha… #katrok
Bertemu Editor dan Warga Cipoer
Bersyukur sekali bisa hadir di acara Kopdar Cipoer, selain bisa bertemua Ibu Trihatma Ningsih, Editor Cipoer. Juga berkenalan dengan Cipoers dari luar Kota Malang. Mndapatkan ilmu dan teman baru adalah harapan nyata yang terkabulkan melalui kegiatan ini. Meskipun kurang puas karena tidak bisa ngobrol lebih lama dengan Ibu Tri maupun teman-teman Cipoers, tapi tetap saja kegembiraan tak terkatakan.
Ibu Trihatma adalah sosok yang ramah dan ceria (tengah) |
Tak ingin menyia-nyiakan: Warga Cipoers Malang Mngabadikan Gambar bersama Ibu Trihatma(tengah) |
Foto bersama Gus Ipul, kapan lagi coba? |
Spot Selfie yang Memanjakan Peserta Kopdar
Bertempat di Empire Palace, Blauran Surabaya, kegiatan Kopdar Cipoers juga difasilitasi dengan background untuk berselfie ria, oiya foto selfienya juga dilombakan lho. Jadi hasil selfie diposting di Media Sosial dan nge-tag Harian Surya Online, nah yang mendapatkan like terbanyak dialah pemenangnya. Alhamdulillah saya hampir selalu menang kalau lomba upload disosmed, hihihi.
Taraaa… Inilah tiga cewek pemenang lomba upload selfie ke sosmed dan 1 cowok pemenang upload video |
Nggak nyangka juga sih pas nama saya dipanggil sebagai pemenang, hehehe. Ada Anggi Putri juga yang menang, teman blogger yang kebetulan penulis di Citizen Reporter.
Foto bersama Anggi (teman blogger asal Surabaya) dan Khoirun Nisa (Cipoers asal Sidoarjo) |
Harapan saya semoga ada kopdar lagi dimana para Cipoers bisa leluasa menyampaikan aspirasinya kepada Harian Surya.Amiin
Tertinggal Kereta? Oh Nooo…
Selain pengalaman menarik tentang Kopdar Cipoers, saya juga mendapatkan pengalaman tak terlupakan yaitu hampir tertinggal kereta. Hari Senin pagi saya harus kembali ke Malang, karena sudah membeli tiket jadi perjalanan pulang tak bisa ditunda. Oleh karena jarak dari rumah kakak ke stasiun Surabaya cukup jauh, saya memesan mobil grab satu jam setengah sebelum kereta berangkat (dipesankan adik). Tapi mobil grab datang terlambat setengah jam dari pemesanan. Katanya sih adik saya salah kasih alamat,hiks.
Baca juga: Alun-alun Malang, Aman dan Nyamankah untuk Taman Bermain?
Akhirnya kami berangkat jam setengah tujuh (padahal jadwal keberangkatan kereta jam setengah delapan) dan terjebak macet di jalan. Apakah saya ngomel-ngomel? Iya, tapi dalam hati dan hanya sebentar. Pikir saya nggak ada gunanya ngomel, kalaupun tertinggal kereta ya sudahlah. Hati saya kebat-kebit di tengah kemacetan, lha mau gimana lagi? Harusnya saya pesan mobil grabnya jam 5 pagi ya, LOL.
Baca juga: Infeksi Saluran Kemih Pada Ibu Hamil, berbahayakah?
Kami pun sampai di stasiun jam 7.30 WIB. Ya Allah, apakah sudah terlambat? Lutut saya sampai lemas, meskipun harga tiket hanya 12 ribu pe orang, tapi jarak stasiun dari rumah kakak hampir satu jam perjalanan. Gak mungkin balik lagi. Kalau sampai ketinggalan kereta berarti ya harus nunggu distasiun sampai jam 11.00. OMG. Huhuhuuuu. Back to station, saya lihat keretanya gak ada,lutut semakin lemas, hati dag dig dug. Saya bertanya pada petugas, alhamdulillah… ternyata keretanya terlambat dan belum datang. Hati saya pun berbunga-bunga.
Pengalaman pertama saya setelah hampir 6 tahun tidak naik kereta api, menarik dan tak terlupakan. Itulah mengapa setiap kegiatan apapun itu butuh persiapan yang matang dan perhitungan di setiap kondisi terburuk yang mungkin akan kita hadapi. Semoga bisa jadi pelajaran dan tak terulang lagi. Amiin
4 Komentar. Leave new
Setuju Mbak. Semua kegiatan harus dipersiapkan secara matang. Hihihihi…. Btw, kalo salah alamat begitu, drivernya kok nggak ngontak yo?
Alhamdulillah hahahha, udah lemes aja jadi bahagia ya bun.
Buat pengalaman biar berangkat lebih awal. Kadang meski udah diawal-awalin aada aja kendalanya.
Aku pernah mbaak ketinggalan kereta. Jadi skrg kalo mau naek kereta, minimal 1 jam sebelumnya udah di stasiun. Sayang bgt kalo tiketnya hangus. Hehehe. Btw, itu ada fahrul, anak ukmp um juga mbaaak. Dunia sempit sekali 😀
pasti acaranya seru sekali karena bisa ngumpul sama jurnalis