Pengaruh Covid-19 terhadap kehidupan sehari-hari sangatlah luar biasa. Penyakit menular yang telah menjadi pandemi global ini berdampak secara tidak langsung pada perekonomian Indonesia.
Menurut Ibu Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Indonesia, ada empat sektor yang paling tertekan akibat wabah virus corona atau Covid-19 yaitu rumah tangga, UMKM, korporasi, dan sektor keuangan.
Setelah saya amati ya memang benar kata Ibu Sri Mulyani ini, banyak sekali keluarga miskin yang tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga hingga anak-anak tidak bisa mendapatkan akses nutrisi dengan baik. Daya beli pun menurun sehingga mengurangi pendapatan para pedagang kecil di pasar dan perkampungan. Pasar di desa saya tidak seramai hari-hari normal (sebelum ada corona).
“Semua gara-gara Corona!” begitu kata para pedagang. Kayak judul lagu aja deh ya, hehe.
Bukan karena masyarakat enggan keluar rumah karena meskipun tidak ke pasar mereka tetap keluar rumah kok. Hanya saja ya itu tadi, daya beli masyarakat menurun karena pendapatan berkurang.
Tak terkecuali saya, sebagai bloger jadi sepi job dan tidak ada event yang bisa dihadiri. Namun tetap saja harus bersyukur dengan setiap kondisi. Berdiam diri di rumah adalah pilihan saya dan keluarga seperti himbauan pemerintah.
Meskipun di Desa Wajak-Kabupaten Malang tidak ada kasus corona tetap saja harus waspada, bukan?
Oleh karenanya kami memilih untuk melakukan karantina mandiri di rumah dan hanya keluar untuk keperluan yang mendesak saja. Seperti berbelanja ke pasar setiap pagi (saat belum ramai), menggunakan masker, dan mencuci tangan dengan sabun setiap pulang dari luar.
Daftar Isi
Covid-19 Telah Mengubah Hari-hariku Menjadi Lebih Bermakna
Benar adanya jika Covid-19 telah mengubah banyak hal. Pekerja kantoran menjadi bekerja di rumah, para siswa belajar dari rumah, banyak pengangguran, tempat wisata menjadi sepi, dan masih banyak lagi.
Tapi dibalik itu semua, secara tidak langsung Covid-19 telah mengubah hari-hariku menjadi lebih bermakna.
Lebih Banyak Bersyukur
Banyak yang mengatakan jika rasa bahagia dan selalu berpikir positif menjadi kunci menangkal dan mencegah terpapar virus Corona. Saya pun berusaha menghadirkan kebahagiaan di tengah keluarga dan menyukuri setiap hal yang terjadi.
Dibalik rasa bosan yang melanda, banyak hal yang bisa saya syukuri. Melihat berita tentang dokter atau perawat yang tidak bisa bersama keluarganya untuk sementara waktu, membuat saya bersyukur dengan keadaan saat ini.
Bagaimana tidak? Saya bisa berkumpul dengan anak-anak setiap setiap detik dan setiap hari. Kalau biasanya seminggu sekali saya meninggalkan mereka untuk menghadiri event bloger di Malang, kali ini saya di rumah aja dengan keluarga.
Saya juga bersyukur masih punya tabungan dan masih bisa memperoleh pendapatan dari berjualan jamur kuping di pasar. Di luar sana banyak sekali pekerja yang menganggur karena PHK. Dan ini adalah waktu yang tepat untuk bisa menebar kebaikan untuk saling membantu sesama. Pastinya banyak donk orang-orang yang tidak bisa bekerja atau dagangannya tidak laku karena masyarakat memilih di rumah aja.
Saya Bisa Mencoba Banyak Resep Masakan
Kalau biasanya saya masak hanya untuk sarapan, makan siang, dan makan malam, sekarang menunya bertambah dengan cemilan. Iya, anak-anak sering buka tutup kulkas untuk cari cemilan. Kalau enggak menemukan yang mereka cari biasanya minta uang untuk jajan.
Aslinya saya enggak terlalu suka masak dan berkutat di dapur. Tapi, berhubung anak-anak di rumah dan sering minta camilan terpaksa saya buatin. Daripada mereka pergi keluar untuk beli jajanan di warung, terus yang dipilih micin-micin gitu. Saya lebih memilih sedikit repot agar mereka makan sehat.
Apalagi Aira pernah sakit mag sehingga enggak baik jika terlalu sering jajan sembarangan. Ada baiknya jika saya membuatkan camilan yang lebih sehat dan ramah di lambungnya.
https://www.instagram.com/p/B96PeLxAtcX/
Resep makanan yang saya coba bukan yang aneh-aneh atau berbahan mahal. Pakai bahan sederhana saja dan yang murmer.
Selama karantina ini saya sudah mencoba dan berhasil bikin bolus kukus mekar sempurna, singkong keju, lemet singkong, macaroni saus spageti, dan pie susu. Kalau yang belum berhasil dan gagal ada pizza dan ongol-ongol singkong, hehehe.
Meningkatkan Bounding dengan Anak-anak
Menurut Bunda Abyz Wigati, sekolah dari rumah menjadi uji kualitas hubungan baik antara orangtua dan anak. Mungkin teman-teman pernah dengar orang tua yang marah-marah kepada guru karena tidak bisa mengajari anaknya mengerjakan tugas sekolah.
Memang, berat dan sulit bagi orang tua yang belum memiliki kelekatan (bonding) dengan anaknya. Tapi bagi yang sudah tumbuh dan berkembang kelekatannya biasanya orang tua lebih tenang dan enjoy.
Berada di rumah bersama anak-anak sepanjang hari membuat kami bisa saling mengisi tangki cinta dengan cara saling mengucurkan aura kasih sayang. Saya pun bisa meningkatkan bonding dengan anak-anak.
Cara ini terbukti efektif membuat hati bahagia dan tubuh lebih sehat, rezeki tak terkira yang tak bisa dinilai dengan apapun.
Melatih Kesabaran
Saat awal diberitakan ada korban meninggal di Indonesia karena Covid-19 saya merasa khawatir dan cemas. Sebegitu seramkah virus corona yang bisa menular dengan mudah ini?
Kekhawatiran saya hingga membuat saya sulit berpikir, mudah tersulut emosi, dan membuat tubuh saya terasa lelah dan drop. Bahkan saya mengira terkena virus Corona, hahaha.
Tapi Alhamdulillah setelah mengurangi aktivitas untuk hunting update berita Corona, tubuh saya berangsur normal kembali. Tidak terlalu cemas dan bisa menerima keadaan dengan lebih lapang.
Selanjutnya, saya hanya perlu berlatih mengontrol emosi saat melihat rumah yang selalu berantakan. Iya, kalau anak-anak di rumah pasti deh berantakan. Maklum lah anak-anak dan saya lebih suka begitu daripada rumah bersih tapi mereka sakit, huhuhu.
Anak-anak sih selalu izin kalau hendak membuat “kerusuhan” dan bilang akan menata dan membersihkannya kembali. Tapi ya, sekali lagi, namanya juga anak-anak, kadang lupa dengan kata-kata yang mereka ucapkan.
“Bunda dapat surga lagi, deh!” kata mereka saat melihat saya meminta bantuan untuk menata mainannya.
Hahaha… Nggak papa deh, yang penting kalian sehat-sehat ya, Nak!
Yuk, teman-teman sharing apa pengaruh covid-19 pada kehidupan sehari-hari kalian?
Salam,
sumber
https://republika.co.id/berita/q83llp409/empat-sektor-ekonomi-yang-paling-tertekan-pandemi-covid19
15 Komentar. Leave new
Selalu ada sisi positif yang bisa kita ambil dari kejadian apapun ya mba. Stay safe, stay healthy mbaa.
Alhamdulillah ya Mbak, ada banyak hal positif selama pembatasan ini. SAya menemukan diri saya dan menikmatinya.
Meski jadi lebih sibuk karena semua anggota keluarga di rumah, tapi ada yang bantu jaga Giandra, bonus terkecil kami.
Nah sepertinya selalu ada hikmah ya dibalik sikon yg tdk sesuai keinginan kita..kalau saya jadi ada waktu untuk membenahi blog saya kak
Kalau saya mencoba selalu bersyukur Mba, sebagai terapi juga selama pandemi Covid-19 ini sungguh berwarna banget terutama anak-anak yang selalu jerit-jerit berantem, saling ganggu, lalu ngakak, lalu berantem lagi hahaha
Benar sekali, Mbak Eni. Corona ini mempengaruhi banyak sektor. Saya pun mengalaminya. Bukan saya tidak mau belanja, tapi harus disiasati membeli keperluan yang memang sangat dibutuhkan dulu. Apalagi memang kita sebagai pekerja freelance, harus bisa mengatur keuangan ya, Mbak.
Semoga corona segera berakhir dan kehidupan kembali berjalan normal ya, Mbak. Aamin.
Yg jelas COVID-19 ini melatih kesabaran emak di rumah. Biasanya cuma menghadapi tingkah bocah, sekarang juga plus bapaknya. Biasanya kan bapak jam 8 sampai 5 sore di kantor terus. Kekeke. Nice sharing mba.
Jadi tambah melek teknologi sih. Apalagi dengan WFH, cara kerja bergeser yang biasanya di kantor sekarang di rumah dengan beban kerja yang sama tanpa perlu tatap muka.
Rezekinya anak2 juga ya Mba Eni bs deket2 terus dg ayah-bundanya. Kl saya kondisi seperti ini jd ajang introspeksi diri agar senantiasa bersyukur dan berbagi
Aku juga merasakan banyak hal positif Mbak. Aku jadi belajar masak. Jadi sempat menyelesaikan buku bacaan yang dianggurin bertahun2. Jadi lebih dekat dengan Ibu karena berdua aja di rumah. Semoga keadaan segera membaik yaaa
Banyak hikmahnya, Mbak Eni…diantaranya ya banyak waktu di dapur bebikinaa itu ini. Dan resep bolu kukus mekar plus tipsnya mesti kukepoin ini. Karena bolkusku seringkali mingkem gamau mekar hiks
Wah di desanya mba ndak ada kasus korona kah?
Waahhh.. Alhamdulillah.. Kerenn
Ya memang harus tetap waspada sih ya.
Tapi gada gitu lohh, saya jadi terharu
Cukup banyak yang berubah kalo di saya mbak. Kalo dipikir pake baper bisa jadi stres, mending mikir positif aja kalo memang ada rencana baik Allah di balik wabah corona ini.
Jadi rajin masak. Wkwkwkw… Soalnya dapat ultimatum gak boleh ajajn dan beli lauk di luar. Alhasil masuk dapur terus dah si emak.
Baru aja berapa waktu lalu baca tentang hal ini, memang semua hal punya sisi positif sih
alhamdulillah ya mbak, banyak hikmah yang bisa diambil saat masa pandemi ini. lebih bersyukur dan jadi pribadi lebih bersyukur. semangat menjadi pribadi lebih baik bunda 🙂