![]() |
Cover Dilan (sumber: http://www.gramedia.com/) |
Dilan: Romance atau Taktik Menguasai Wanita – Pernah merasa bosan dengan hubunganmu? Entah itu dengan kekasih, dengan suami, atau dengan ibu kamu. Oke, saya sarankan kamu baca novel “Dilan” dan saya jamin baper langsung hilang. Kok bisa? Yuk ah baca ulasan saya tentang “Dilan“, biar kamu tahu kenapa π
“Selamat pagi.”
“Pagi,”
“Kamu Milea, ya?”
“Iya.”
“Boleh gak aku ramal?”
“Ramal?”
“Iya, aku ramal, nanti kita akan bertemu di kantin.”
(Dilan, hal.20)
Begitulah awal perkenalan Dilan dengan Milea di sebuah jalan menuju sekolah. Milea siswa baru yang cantik, dan Dilan anggota geng motor yang baik hati, tidak sombong, dan juga ditakuti. Meskipun ramalan pertamanya salah, Dilan tak menunjukkan keputusasaan. Dia pun meramal lagi dengan mengirimkan surat kepada Milea (yang dititipkan kepada Piyan, teman dekat Dilan). Isinya seperti ini:
“Milea, ramalanku, kita akan bertemu di kantin, ternyata salah. Maaf, Tapi aku mau meramal lagi: Besok, kita akan bertemu”(hal.22)
Setelah menerima surat tersebut Milea tak bisa berhenti memikirkan Sang Peramal. Terlebih saat ramalan tersebut menjadi kenyataan. Meskipun awalnya Milea menebak ramalannya gagal karena “besok” adalah hari Minggu. Tapi tebakan Milea salah, Dilan datang bersama Piyan mengantarkan surat undangan yang berisi:
“Bismillahirrahmanirrahim. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dengan ini, dengan penuh perasaan, mengundang Milea Adnan untuk sekolah pada: Hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat,dan Sabtu” tertanda Tuan Hamid Amidjaya (kepala sekolah Milea) (hal. 27)
Milea semakin penasaran dan ingin tahu siapa Dilan. Mengapa ada makhluk aneh seperti Dilan yang gigih ingin mendekatinya. Kelakuan Dilan sesaat membuat Milea lupa jika ia telah memiliki Beni, pacarnya yang ada di Jakarta. Pacar yang sangat menyayangi Milea dan hampir setiap hari meneleponnya. Pacar yang sering mengirimi surat yang isinya jiplakan puisi Kahlil Gibran π
![]() |
puisi yang dibuat Dilan untuk Milea |
Pertemuan berikutnya Dilan menemui Milea saat pulang sekolah dan berniat naik angkot dengannnya. Seperti sebelumnya, Dilan berusaha mendekati Milea dengan kata-kata konyolnya.
“Milea”
“Kamu cantik” kata Dilan dengan suara pelan tanpa memandang Lia.
“Makasih,” jawab Lia sambil tetap baca buku.
“Tapi, aku belum mencintaimu” kata Dilan. “Enggak tahu kalau sore”
(hal. 34)
Sikap konyol Dilan membuat Milea tersipu malu dan semakin memikirkannya. Tapi Milea terlalu malu untuk menanyakan siapa nama peramal itu. Dia tidak ingin menampakkan rasa penasarannya. Hingga suatu ketika Milea tahu bahwa peramal itu bernama Dilan, anggota geng motor yang ditakuti banyak siswa. Milea mengira Dilan anak yang jahat dan sangat nakal.
Baca juga: No Excuse, Halau Pikiran Negatif dan Raih Suksesmu!
Kecantikan Milea membuat beberapa teman dekatnya naksir. Seperti Nandan teman sekelas yang juga suka padanya. Tapi Milea tidak menyukai Nandan, hatinya masih terusik dengan keusilan Dilan yang semakin menjadi-jadi. Keusilan yang membuat Milea selalu tersenyum. Mulai dari kedatangan Dilan yang mengaku sebagai utusan kantin sekolah, Dilan yang memberinya TTS yang sudah tidak kosong lagi sebagai hadiah ulang tahun, hingga Dilan yang sering menelponnya hanya untuk mengatakan hal-hal yang membuat Milea tertawa.
SELAMAT ULANG TAHUN,MILEA.
INI HADIAH UNTUKMU,CUMA TTS.
TAPI SUDAH KUISI SEMUA.
AKU SAYANG KAMU
AKU TIDAK MAU KAMU PUSING
KARENA HARUS MENGISINYA
DILAN!
(hal.72)
Masih banyak sikap unik yang dilakukan Dilan di depan Milea. Untuk merebut hati mojang BandungΒ yang akhirnya luluh itu. Bagaimana tidak luluh jika Dilan selalu membuat Milea tertawa, bahagia, dan nyaman. Dilan yang suka ngegombal tapi membuat suasana romantis. Pertahanan hati Milea pun kandas dan perlahan tapi pasti jatuh hati pada Dilan.
Aku merasa mulai senang berbicara dengannya bahkan ingin lama. Berbicara dengannya aku merasa seolah-olah bisa berbicara tentang segala sesuatu! Dan kalau aku harus jujur, aku juga merasa mulai suka padanya.(hal.53)
Hingga suatu hari Milea berkenalan dengan Bunda Dilan dan langsung merasa akrab. Bunda senang bisa bertemu gadis yang disukai anak laki-lakinya. Milea pun senang bukan main bisa bertemu seseorang yang telah mengandung pemuda yang ia cintai. Huh, so sweet π. Tak segan-segan Bunda menceritakan sosok Dilan kepada Milea. Hobi Dilan, makanan kesukaan Dilan, kebiasaannya Dilan yang suka membaca buku dan majalah Tempo. Betapa bahagianya Milea bisa membaca puisi Dilan dan tahu isi kamarnya.
Baca juga: Mau Sehat dapat Pahala? Donor Aja!
Seperti kisah cinta yang lain, percintaan Dilan dan Milea juga tak mulus-mulus amat. Banyak rintangan yang harus mereka hadapi. Seperti keberadaan Kang Adi, pembimbing belajar yang juga jatuh hati pada Milea. Juga kekhawatiran Milea kepada Dilan yang takut kenapa-kenapa karena Dilan adalah geng motor. Tapi di lingkungan keluarga tidak ada masalah, Bunda Dilan dan Ibu Milea pernah bertemu dan akrab. Bunda Dilan suka dengan Melia, pun sebaliknya Ibu Melia suka dengan Dilan yang rame dan seru.
![]() |
Salah satu tingkah lucu Dilan, memproklamirkan hari jadiannya dengan Milea. Serius lho saya baca ini sampai ngakak. Duuh… romantis deeh ππ |
Namun, masalah yang ada bukanlah halangan bagi mereka untuk saling mencintai karena Dilan sangat pandai membuat suasana menjadi nyaman. Dilan memiliki kekuatan luar biasa untuk membuat Milea merasa senang dan benar-benar tertawa. Dilan bisa membuat Milea merasa seru hidup di bumi, seolah-olah cukup hanya dengannya. Milea merasa hidup jadi menarik lebih dari apapun.
Cinta sejati adalah kenyamanan, kepercayaan, dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak peduli. (328)
Sama seperti Milea, awalnya saya juga mengira Dilan adalah pemuda urakan yang haus kasih sayang. Kok sampai segitunya mengejar Milea dan mengharapkan cintanya. Biasanya kan anak yang caper alias cari perhatian itu di rumahnya juga kurang kasih sayang.Tapi tidak dengan Dilan, Bundanya kepala sekolah yang sangat menyayangi Dilan. Bahkan Bunda tidak marah ketika harus datang ke sekolah. Malah berkata seperti ini:
Ya, kita tidak bisa mengkritik tanpa lebih dulu memahami apa yang kita kritik itu. Termasuk kita tidak bisa menghakimi anak remaja tanpa kita memahami kehidupannya. (hal.176)
“Orang tua seharusnya bisa memahami anak-anak, bukan sebaliknya. Jangan anak-anak dipaksa harus memahami orang tua. Anak-anak belum mengerti apa-apa,meskipun tentu saja harus kita berikan pemahaman” (hal.177)
Banyak pelajaran yang bisa kita peroleh setelah membaca novel ini. Bahwa anak-anak adalah cerminan diri kita, jika orang tua baik insyaallah anak-anak tumbuh dan berperilaku baik. Pidi Baiq, penulisnya juga ingin menyampaikan kepada pembaca jika ketulusan cinta hanya dapat dinilai melalui perilaku bukan hanya kata-kata. Percuma bilang tulus mencintai seseorang tapi cemburuan dan posesif.
Novel yang menurut saya lebih banyak berisi taktik menguasai wanita ini, sarat banyolan ringan. Melalui dialog-dialog singkat penulis berhasil membuat pembaca merasa larut dalam kisah Dilan dan Milea. Meskipun karakter tiap tokoh tidak terlalu kentara, tapi penulis sukses membuat pembaca mengikuti alur tanpa pusing memikirkan seting tempat dan waktu.Mungkin karena penulis juga mengajak pembaca berdialog ya? Jadi, seolah-olah pembaca adalah pendengar setia yang sedang menyaksikan Milea menceritakan Dilan, lelaki yang pernah mengisi hari-harinya di masa lalu.
![]() |
Penulis berusaha berkomunikasi dengan pembaca |
Yup, masa lalu tahun 1990. Seandainya saya berada di Bandung mungkin saya akan langsung mencari tempat-tempat yang disebutkan di novel ini. Jalan-jalan yang pernah ditelusuri Dilan dan Milea. π Novel ini bagaikan mesin waktu yang mengajak pembaca mengenang masa-masa SMA, saat nongkrong di kantin pada jam istirahat. Masa-masa pacaran tanpa ponsel dan menggunakan telpon rumah sebagai gantinya. Bahkan surat menjadi hal yang luar biasa dan sakral π
Tidak melulu bercerita tentang cinta Dilan dan Melia, tapi juga persahabatan, keluarga, dan etika. Bagai membaca diary remaja, saya ikut tersipu saat Melia merasakan cinta, merasa marah saat Melia disakiti, dan tertawa senang melihat kemesraan Dilan dan Melia yang menurut saya konyol. Novel yang penuh makna, seru, lucu, dan romantis abis.
Bahasanya mengalir tanpa memikirkan kefektifan kalimat. Khas remaja SMA. Awalnya saya merasa aneh, gemes membaca novel dengan bahasa tak beraturan. Tapi mau protes pada siapa? Sudah dari sononya, ciri khas penulis. π Berhubung ceritanya bagus, saya suka novel ini dan langsung baca sampai habis. Mengalir saja gitu π Cocok sekali untuk remaja maupun orang tua yang ingin sejenak melupakan penatnya rutinitas.
Judul Buku : Dilan, Dia adalah Dilanku Tahun 190
Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books
Cetakan : XIII, Juli 2015
Tebal Buku : 332 halaman
ISBN : 978 602 7870 41 3
26 Komentar. Leave new
Aku udah lama gak baca novel teenlit. Novel ini booming di wattpad. Wkwkwk.
iya mbak benar
Iya bener, aku senang baca buku Dilan ini karena tertarik gaya Dilan merayu Milea-nya. Trus aku suka jadi kebawa-bawa nanyain sepupu aku tahun 90'an pada SMA dimana. Siapa tahu ternyata Milea atau Dilan itu sepupu aku ahahahahaha
wkwkwkw…. aku juga berkhayal setelah baca ini ingat jaman SMA ya mbak
waaah.. suka Dilan juga…dah baca yang milea mbak?
baru selesai yang Dilan 1991 mbak, ntar mau beli Milea dulu
Seru ah gombalannya dilan, jd pgn baca eh nonton filmnya aja deh
Makasih udh direview-in ya mbk, π
Sama-sama, saya juganunggu filmnya
Wah, ini novel yang banyak diomongi sama orang-orang π
udah baca belum mbak?
yess keren mba eni ngulasnya, thankkyou
Sama-sama
Beberapa kali nemu buku ini di gramedia tapi aku gak tertarik beli krn skrng minatku lbh ke buku2 motherhood, parenting gtu hehe. Tapi jd kepoh jg setelah baca resensi ini, jd begitu to jalan ceritanya π
TFS
Hehehe, iya aku baca blognya mbak April banyak resensi parenting ya mbak
Wah jadi pengen baca mba
baca mbak, seru ceritanya!
Novelnya udah lama dibeli sama si kakak, terus saya iseng baca. Eh ternyata bagus, malah saya nih yang greget langsung beli yang Milea juga π
Hahaha,,, saya belum beli Milea mbak, pengen beli entar
Duuh kebayang jadi Milea, hati wanita mana yg ga lumer coba..
saya yang baca aja bisa lumer lho
Ini buku ngeboom,aku.jualan buku dan buku ini mayoritas yang beli anak remaja. Aku sendiri belum pernah baca sih
waaah… mau dong yang Milea mbak Eni
byk yg bilang keren y bukunya. aku blm baca tp heu
keren banget mbak ceritanya
Zaman 90-an…zaman aku banget tu mbak, zaman masih nemu surat dibawah meja, nembak gacoan di belakang kantin sekolah..wkwkwkw..90-an te-o-pe deh pokoknya.
hahaha… saya masih SD mbak tahun 90an