Bersepeda menjadi salah satu olahraga yang membuat kita tetap tetap sehat di tengah pandemi. Saya pun sering melakukannya bersama suami karena saya belum ikut komunitas bersepeda. Namun, ada teman yang bilang kalau bersepeda bukanlah olahraga yang tepat untuk saat ini karena masih banyak yang melakukannya secara berkelompok.
Teman saya nggak salah juga sih ya, emang saat ini orang-orang banyak yang bersepeda secara berkelompok. Kadang malah ada yang nggak pakai masker. Hadeeeh⦠Beneran deh, orang-orang nih butuh banget edukasi protokol kesehatan di era new normal.
Daftar Isi
Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Bersepeda
Meski bersepeda sangat berguna untuk menjaga daya tahan tubuh, seharusnya tetap bisa dilakukan dengan mematuhi protocol kesehatan ya. Seperti yang disampaikan oleh dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes (Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat) dalam acara Seminar Online Bareng Komunitas Sepeda pada Sabtu (7/11) lalu.
Melalui tema βYuk, Sepedaan Sehat dan Aman di Era Adaptasi Kebiasaan Baruβ seminar online ini dilaksanakan melalui zoom meeting dan live youtube (Direktorat Promkes dan PM Kemenkes RI) pada pukul 13.00 s.d. 15.00 WIB.
Melalui materinya, dr. Riskiyana menyampaikan bahwa meskipun hasil survei menunjukkan bahwa 91,8% masyarakat menggunakan masker, tapi coba deh tengok ke kanan dan kiri kita, apakah benar adanya?
Membaca hasil survei ini saya ragu kalau yang ngisi survey tuh orang βorang di kota. Kenapa? Karena saya yang tinggal di desa mengalami hal yang jauh berbeda. Misalnya, banyak orang nggak pakai masker saat berada di pasar, swalayan, dan warung.
Orang-orang di sekitar saya juga nggak jaga jarak ketika berkumpul, misalnya pas belanja tuh. Udah gak pakai masker eh nggak jaga jarak juga, huftβ¦
Begitu juga ketika pergi ke mall. Masih banyak yang melepas maskernya saat berada di dalam meski saat masuk mereka memakai masker karena ada satpam yang ngecek. Duh, kelakuan orang-orang nih ya bikin geleng-geleng kepala deh. Kesadarannya untuk mematuhi protocol kesehatan itu loh, rendah sekali, huhuhu.
Mengapa masih banyak yang tidak mematuhi protocol kesehatan?
Covid-19 nyata adanya dan sudah sangat dekat dengan kehidupan kita. Tapi mengapa masih banyak masyarakat yang enggan menerapkan protocol kesehatan meskipun sudah tahu resikonya?
Hasil survey BPS 2020 menunjukkan bahwa alasan tertinggi adalah tidak adanya sanksi. Huft⦠Saya enggak kaget baca hasil BPS ini karena memang kenyataannya seperti itu di lapangan.
Kapan hari pernah tuh ada operasi yustisi atau penegakan disiplin warga untuk penerapan protocol kesehatan. Banyak masyarakat yang pakai masker karena ada operasi ini. Nah, setelah operasinya bubar ya nggak ada yang pakai masker lagi.
Pernah loh ada yang nyinyir saat saya pakai masker pas beli makanan di pinggir jalan.
βKan udah nggak ada operasi, mbak. Kok masih pakai masker?β
Aku senyum aja dari balik masker ^_^
Alasan lainnya adalah tidak ada kejadian penderita covid-19 di lingkungannya, ribet, terkendala harga, mengikuti orang lain, dan atasan/pimpinan tidak memberikan contoh.
Meskipun banyak media seringkali menyampaikan pesan tentang pentingnya protocol kesehatan, tapi masih banyak juga yang tidak menerapkan. Padahal ya resikonya itu sangat besar karena covid-19 bisa menular melalui droplet.
Banyak masyarakat yang tahu pentingnya pakai masker dan protocol kesehatan lainnya, tapi belum mau melaksanakannya dengan benar. Padahal, di era new normal protocol kesehatan bertujuan melindungi kesehatan individu yang harapannya juga bisa menjadi attitude di masyarakat. Sehingga masyarakat bisa hidup produktif dan aman dari covid-19.
Kayak misalnya kan banyak yang menjadikan bersepeda menjadi pilihan olahraga, ya gak papa tapi dengan tetap mematuhi protocol kesehatan. Nah, yang rawan tuh biasanya pas istirahat lalu makan dan minum. Otomatis tuh masker akan dibuka dan lupa jaga jarak deh.
Kita kan tahu kalau vaksin belum keluar, obat utama juga belum ada untuk virus. Jadi kalau bisa ya tetap mematuhi protocol kesehatan lah. Ditambah dengan mengonsumsi menu seimbang, menjaga waktu antara bekerja, istirahat, olahraga, dan menjaga diti agar tidak stress.
Harapannya sih ketika kita sudah melaksanakan kebiasaan baru termasuk olahraga, kegiatan lainnya bisa lebih produktif sehingga pengendalian penyakit pun bisa kita kendalikan.
Tips Bersepeda Aman di Era Pandemi
Melalui seminar online ini, hadir pula Azwar Hadi Kusuma (Founder Indonesia Folding Bike Community). Beliau menyampaikan tips bersepeda yang aman di era pandemic.
Pak Azwar adalah pendiri komunitas Indonesia Folding Bike Community (IFBC) yang tebentuk pada tahun 2007. Hingga saat ini membernya di facebook sudah mencapai hingga 40 ribuan dan sekarang sudah layaknya rumah besar untuk pengguna sepeda lipat di Indonesia.
Sebelum pandemic, aktiviktas IFBC banyak yang melibatkan anggotanya seperti jamboree sepeda lipat nasioanal setiap tahun. Event terakhir diadakan di Palembang dan dihadiri sekitar 1800 peserta. Namun karena pandemic acara bisa diadakan secara virtual, keren ya semangatnya ^_^
Menurut Pak Azwar saat ini komunitas IFBC menghindari acara gowes bareng dan sebagai gantinya dilakukan laporan hasil gowes mandiri. Peserta bebas bersepeda masing-masing dan waktunya bebas. Tentunya harus tetap mematuhi protocol kesehatan. Kemudian tiap peserta melakukan gowes bersama orang terdekat saja lalu melaporkan hasilnya ke panitia.
Seru banget ya⦠Meskipun nggak bisa ngumpul tapi berasa tetap bersepeda bersama tapi secara virtual.
Nah, kalau diperhatikan makin lama sepertinya perhatian kita kendor ya terhadap protocol kesehatan ini. Soalnya kalau saya amati banyak juga orang gowes yang enggak pakai masker, termasuk saya nih yang merasa engap kalau pakai masker. Etapi saya bersepeda sama suami aja kok, jadi aman lah.
Persiapan Sebelum Bersepeda
Tidak seperti sebelum ada covid-19, bersepeda saat ini agak ribet ya persiapannya. Ini loh tips bersepeda yang aman di era pandemic menurut Pak Azwar.
- Pastikan kondisi tubuh sehat dan bugar. Kalau lagi kurang enak badan mending skip dulu aja deh karena kan imun harus dijaga.
- Rute harus sudah direncanakan sebelum berangkat. Lebih baik cari rute yang aman dan tidak terlalu ramai. Misalnya ke pinggiran kota. Nah, kalau lokasi saya kan di desa jadi ya sepi.
- Carilah waktu bersepeda pada jam-jam tertentu yang tidak ada keramaian, misalnya pagi hari.
- Lebih baik gunakan pakaian yang lebih tertutup. Misalnya nih pakai topi, baju lengan panjang, dan celana panjang. Hal ini untuk menghindari droplet yang terpapar saat di jalan. Jika perlu pakai sarung tangan, sepatu, dan kaos kaki agar lebih nyaman.
- Ingat juga untuk memperhatikan keamanan sepda seperti rem sepeda yang bekerja dengan baik, bisa juga dilengkapi dengan bel ya.
- Nah, yang tidak kalah penting adalah siapkan masker cadangan karena masker bisa basah di tengah jalan entah kena keringat atau napas berlebih. Siapkan juga hand sanitizer dan air minum di wadah tertutup.
Lalu, bagaimana saat kita bersepeda? Adakah aturan yang harus kita patuhi di era new normal ini. Iya donk, ada beberapa aturan yang harus diterapkan agar bersepeda bisa tetap aman yaitu:
Kalau gowes dengan keluarga dekat saja dan kalau mau berkelompok usahakan maksmial 5 orang saja. Lalu, tetap gunakan masker agar lebih aman. Meski kadang terasa engap ya, lebih baik disiapkan aja atau kalau saya biasanya diturunkan ke leher saat berada di tempat sepi. Kalau lagi banyak orang ya dipakai lagi maskernya, hehehe.
Bersepeda saat pendemi seperti ini jangan terlalu keras. Ringan-ringan aja agar napas bisa lebih terkontrol. Jadi, pakai masker pun nggak terlalu engap ya. Tapi, kalau rute di daerah saya gak ada yang datar, banyak yang menanjak jadi yam au nggak mau tetap aja agak berat.
Biasanya saya akan berhenti di tempat yang sepi untuk sekedar melonggarkan pernapasan. Jika sudah lega baru deh bersepeda lagi.
Meski hanya bersepeda, mematuhi rambu-rambu lalu lintas juga penting ya teman-teman. Jadi bukan kendaraan bermesin saja yang harus taat rambu-rambu. Hal ini demi keselamatan kita di jalan saat bersepeda.
Tidak kalah penting yaitu hindari sosialisasi dulu deh. Seperti makan minum bareng di warung pecel bersama anggota gowes. Saya perhatikan banyak loh yang bersepeda barenag terus mampir gitu ke warung pecel. Emang enak sih pas laper pas nemu warung, makan bareng sambil ngobrol.
Tapi, yakin aman dari virus corona?
Sesampai di rumah usahakan juga mematuhi protocol kesehatan. Biasanya saya akan melepas topi, kacamata, sepatu, dan masker. Menyemprot seluruh tubuh dan peralatan dengan desinfektan lalu mandi dang anti baju. Baru deh bisa berinteraksi dengan keluarga di rumah.
Bukan lebay sih ya tapi untuk menjaga diri saja agar terhindari dari covid-19. Siapa tahu kan saya terinfeksi dari luar?
Meskipun olahraga diterapkan secara individu tetap harus disiplin menjalankan protocol kesehatan ya, teman-teman.
Mengenal Komunitas Bike to Work
Jujur saja, saya baru hobi bersepeda saat pandemic meski sebenarnya sudah lama bisa. Alasannya bukan karena saya ikut-ikutan tren ya, lebih pada keamanan aja. Biasanya kan saya ikut yoga atau aerobic di sanggar senam gitu. Berhubung ada pandemic ya saya lebih memilih olahraga di rumah aja.
Bosan donk di rumah terus, saya pun memutuskan bersepeda bersama suami. Itupun enggak beli sepeda baru kok tapi pakai sepeda lama punya suami. Hehehe.
Saya juga nggak gabung dengan komunitas bersepeda seperti yang kebanyakan teman-teman saya lakukan. Saya lebih nyaman bersama suami saja dan kadang sama anak-anak juga. Jadi, saya enggak terlalu tahu soal komunitas bersepeda.
Nah, ketika hadir di seminar online Bareng Komunitas Sepeda pada Sabtu (7/11) lalu saya baru tahu ada komunitas IFBC dan komunitas Bike to Work.
Adalah Bapak Poetoet Soedarjanto (Ketua Bike to Work Indonesia) yang juga hadir dalam acara ini menjelaskan bahwa work bukan sekedar tempat kerja atau komunitas untuk orang yang bekerja. Jadi kata work ini untuk semua aktivitas yang digunakan untuk bersepeda.
Menurutnya lagi, Komunitas Bike to Work adalah social movement yang mengajak masyarakat luas untuk menjadikan bersepeda sebagai kegiatan sehari-hari.
Didirikan sekitar tahun 2005, Β awalnya komunitas ini memang anggotanya pekerja dan bernama Komunitas Pekerja Bersepeda Indonesia. Lalu, pada tahun 2006 konsep diubah untuk bisa menjadi social movement dan terbuka bagi siapapun, jenis sepeda apapun, dan kemanapun.
Sejak awal tahun 2020 kan mulai ada pandemi dan PSBB pun mulai diberlakukan di beberapa wilayah. Untuk mencegah penyebaran covid-19 yang lebih meluas, orang-orang pun berdiam diri di rumah.
Ketika dirumah saja pasti timbul rasa bosan karena olahraga juga biasanya dilakukan disekitar rumah saja karena yang umum ditutup. Nah, lari dan bersepeda bisa jadi pilihan yang menarik agar bisa tetap bugar dan produktif.
Mengapa bersepeda menjadi olahraga yang makin digemari saat pandemi?

Para peserta seminar online bareng komunitas sepeda
Ternyata tidak hanya di Indonesia loh bersepeda semakin marak saat era new normal. Di Cina, Amerika, dan Inggris pun meningkatkan penjualan sepeda.
Faktor pemicunya antara lain menghindari angkutan umum, tidak bisa ke gym, bosan di rumah, agar lebih sehat dan meningkatkan imun tubuh.
Harapannya bersepeda bisa menjadi perubahan perilaku yang positif untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. Begitu juga dengan komunitas gowes agar bisa menjadi rule model dalam perubahan perilaku.
Namun yang perlu tetap diingat adalah bersepeda pun harus tetap menerapkan 3M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, mencuci tangan pakai sabun. Insyaallah jika protocol kesehatan ini diterapkan saat bersepeda kita bisa tetap aman karena imun terjaga.
Kenali dirimu, kenali musuhmu, kenali medan perangmu, seribu kali kau berperang, seribu kali kau menang
– Letnan Jenderal TNI Doni Monardo Kepala BNPB Selaku Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 –
Sumber:
Materi seminar online bareng komunitas sepeda
24 Komentar. Leave new
Setelah ikut seminar online jadi bisa persiapa buat ngegoes yang aman dan nyaman ya mbak. soalnya masih era pandemi. jadi kudu hati hati.
Nah, kita jadi tahu bagaimana bersepeda yg sehat dan aman di masa pandemi Covid-19 ini. Jadi nggak sekadar ikut euforia saja ya, harus tetap patuh protokol kesehatan
Aku jadi inget kalau bike to work ini papaku dulu semasa masih kerja kantoran sering bike to work. Sampe ikut komunitasnya, selain itu juga sering sepedaan di hutan juga hehehe
Meskipun ndak sempat ikutan seminar onlinenya, dengan membaca blog ini Aku mendapatkan materi tentang cara bersepeda yang aman dan nyaman di tengah pandemi ini. Tetap jaga diri dan pathui protokol kesehatan ya.
Ohh ternyata karena takut naik angkutan umum, makanya jadi bersepeda ke kantor ya. Saya sepedahan ya cuma seputaran rumah aja sih. Engga berani lah, mampir ke warung untuk jajan dan sekedar ngeteh. Tetap lah jaga protokol kesehatan yah…
Bersepeda itu menyenangkan memang. Tapi pada masa sekarang nggak bisa seenaknya sih.
Kalau kita bersepeda secara berkelompok juga kita mesti menjaga kesehatan yang lain juga.
Jadi ya memang kudu tetap menetapkan protokol kesehatan ya. Salam sehat untuk kita semua.
Penting banget memang ya mematuhi protokol kesehatan di masa sekarang, jangankan berolahraga keluar dari rumah saja harus mematuhi protokol kesehatan
Masih sering lihat yang bersepeda itu bergerombol. PAdahal kegiatan bersepeda itu bagus ya, tapi kalau masih bergerombol ya gimana atuh?
Trus kalau istirahat ya duduk ngumpul juga kan itu. Hehe
Tapi usaha mereka untuk hidup sehat dengan bersepeda wajib di apresiasi.
Sejak pandemi besepeda olahraga favorit ya, dari kota sampai pelosok. Meskipun begitu protokol kesehatan perlu diperhatikan ya kan, bagus banget deh ada acara kayak gini jadi lebih paham
Saya main sepeda sama keluarga aja berempat… Alhamdulillah masih konsisten memakai masker… Kalau mau jajan pun dibungkus aja, enggak berani makan di tempat…
Ternyata hobi bersepeda ini makin menjamur bukan hanya di Indonesia saja ya. Eh bener juga sih alasannya, mungkin karena nggak bisa nge-gym dan agak khawatir naik kendaraan umum, jadilah naik sepeda saja.
Huhu sayang banget aku gak ikutan seminarnya, btw kalau sekarsng aku belum bisa sepedaan karena anakku masih bayi
Sepedaan kudu mempersiapkan segala macam kebutuhan terutama menjaga keamanan selama berkendara, tak lupa juga harus mengikuti protokol kesehatan
Keamanan perlu diperhatikan ketika bersepeda lho, terutama di malam hari, sepeda wajib tuh pakai lampu. Aku pernah beberapa kali pas pulang malam beriringan dengan orang yang naik sepeda dan tak pakai lampu gitu, duh seram banget. Khawatir aja sih mereka kenapa-kenapa
Seru ya bisa ikuti semina online bersama komunitas sepede. Materinya juga menarik. Di masa pandemi saat ini memang banyak hobi atau kegiatan yang booming ya salah satunya ya ini dia. Olahraga sepeda.
iya ya bersepeda juga harus hati hati dan waspada juga, kemarin baca ada peepeda yang menjadi korban kejahatan, kalau bisa memang sepedaan jangan sendiri kai ya terutama perempuan
Memang perlu selalu didengungkan ya, cara aman bersepeda di masa pandemi ini. Agar penularan covid bisa ditekan, dan aktivitas di segala bidang bisa jalan dengan adaptasi perilaku tentunya
Aku kalau bersepeda gini pasti entah milih hari yang nggak terlalu ramai atau juga ke jalur2 yang bukan jalan umum, soalnya was2 sih kalau bamyak pesepeda yg kdg lepas masker, ya meskipun sehat2 aja ya. Krn penginnya tentunya tujuannya biar sehat dan senang hihi
Di daerah saya juga semakin banyak yang suka bersepeda. Selain menyehatkan juga bisa menghilangkan kejenuhan serta menghindari kerumunan ya, Mbak. Hanya sayangnya banyak juga yang tidak mengikuti protokoler kesehatan.
gowes juga harus pake maskerr ya mbak meski lagi g interaksi sama org lain? wah apa g susah ya nafasnya nanti, soalnya pengalamanku malah susah nafas klo gowes pake masker, cmiiw
Waahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh. dapat pencerahan ini
Saya hampir setiap minggu goes teratur pagi dan sore..Karena memang hobi goes sejak masih sekolah.π
Intinya ditengah pademi 19 ini selama goes yaa tetap jaga jarak dan taati protokol kesehatan yang ada disetiap lingkungan kita atau tempat dimana sering kita lalui untuk goes sepeda.π
Nice tips nih…
wah aklau bisa sepedaan di jalan raya satu2 ya janagn berjejer ke samping karena bikin llau lintas macet dan ganggu kendaraan yang lain