Merawat luka jahit di kaki bukanlah hal yang mudah, itu sih menurut saya. Mengapa saya berkata demikian? Ya karena saya sudah mengalaminya. Berbeda dengan luka jahit pasca melahirkan normal yang tiga hari saja sudah sembuh, luka jahitan di kaki yang saya alami bisa sampai satu bulan baru mengering.
Seperti yang saya ceritakan pada postingan sebelumnya tentang luka sobek di kaki, saya mendapatkan empat jahitan di kaki setelah tertimpa sepeda motor pada hari Selasa (25/8). Saya harus masuk rumah sakit karena luka terlalu dalam. Setelah dijahit pun ternyata sembuhnya tidak secepat perkataan mas perawat yang menjahit luka saya.
“Kalau dijahit lebih cepat sembuh daripada dibiarkan terbuka,” begitu katanya, menyejukkan hati saya.
Dia sih enggak menyebut dengan pasti ya berapa lama sembuhnya. Saya kira hanya beberapa hari saja atau paling lama satu hingga dua minggu lah. Namun, ternyata hingga satu bulan lebih saya baru bisa beraktivitas normal. Huhuhu T_T
Tapi tetap saja saya bersyukur karena saat saya menulis pengalaman ini luka di kaki saya sudah sembuh dan mengering meski meninggalkan bekas luka. Berikut saya bagikan pengalaman merawat luka jahitan kaki secara mandiri di rumah.
Tanya Sana Sini Cara Merawat Luka Jahit di Kaki
Saya flashback dikit ya, hehehe…
Jadi, ceritanya tuh setelah mendapatkan luka jahit pada kaki saya harus kembali ke rumah sakit tiga hari setelah tindakan, saya memilih kembali pada Sabtu (29/8). Tapi, saat saya kembali perawat yang melihat luka saya menunjukkan wajah yang kurang senang (saya pun demikian T_T) karena luka saya belum kering. Benang belum bisa diangkat.
Pada luka saya ada sedikit nanah yang merembes hingga perban luar. Enggak banyak sih tapi mengakibatkan luka saya enggak bisa kering. Ibu perawat pun membersihkan nanah pada luka saya, memencetnya sampai saya menahan nafas karena agak sakit. Lalu menempelkan perban di akhir perawatan luka setelah dibersihkan dengan cairan dingin seperti infuse.
Dokter yang mendampingi ibu perawat bilang kalau saya harus kembali ke rumah sakit tiga hari lagi dan memberikan resep antibiotic (cefradoxin) dan obat lambung (ratidin), yang bisa saya ambil di bagian apotek. Untuk perawatan luka ini saya menggunakan BPJS jadi gratis.
Oiya, saya penasaran, mengapa setiap tiga hari harus kembali ke rumah sakit? Setelah saya tanya ke teman yang petugas medis katanya memang penggantian perban sebaiknya dilakukan 3 hari sekali. Ooh… begitu rupanya.
Saya juga bertanya kepada teman medis di whatsapp, secara normal berapa hari luka jahitan di kaki bisa kering? Mereka jawab biasanya satu minggu. Tapi seharusnya enggak ada nanah kalau luka tidak kena air. Lah, luka saya juga dibalut perban terus kok bisa ada nanahnya ya?
Nanahnya sedikit sih, masih bisa dibersihkan dan saya juga enggak demam jadi insyaallah masih aman. Saya sih mikirnya tiap orang beda-beda respon tubuhnya terhadap luka. Ada yang cepat sembuh dan tidak, semoga saja apa yang saya pikirkan ada benarnya, hehehe.
Sempat mengalami mual-mual, apakah saya alergi antibiotik?

sumber: webdokter.id
Sejak hari pertama pasca operasi saya sudah mengonsumsi antibiotik. Dapatnya 10 biji jadi untuk 5 hari karena aturan minumnya sehari 2x. Setelah resep antibiotic pertama habis, pada saat control kedua saya dapat antibiotik (cefradoxin) untuk 5 hari kedepan plus obat lambung (ratidin).
Pada antibiotic pertama (lupa namanya) saya baik-baik saja, tapi pas minum cefradoxin plus ratidin itu saya mengalami mual yang lumayan. Saya kira pusing karena kurang fit atau apa. Tapi setelah konsultasi ke teman-teman medis katanya saya gak cocok sama antibiotiknya.
Ada yang menyarankan diminum aja terus walau merasa mual karena tubuh saya saat ini sedang butuh antibiotic. Saya pun galau, huhuhu.
Lalu, seorang teman menyarankan untuk mengganti ratidin dengan Polysilane yang mengandung antasida. Alhamdulillah saya pun nggak mual lagi.
Setelah seminggu luka saya belum juga mengering, apa yang harus saya lakukan?
Tiga hari setelah perawatan luka pertama pada Sabtu (29/8) saya enggak kembali ke rumah sakit. Harapan saya sih luka sudah kering dan benang bisa diangkat. Tapi rasanya luka jahitan saya masih cenat cenut dan perbannya tampak sedikit basah. Ada warna pink gitu diluar perbannya.
Benar saja, pas hari Kamis (3/9) saya control ke rumah RSU Wajak Husada luka saya belum mengering dan lagi-lagi bernanah. Saya enggak tahu mengapa kok bisa bernanah padahal enggak pernah kena air, mandi pun perbannya saya bungkus handuk. Aslinya saya pengen nggak mandi aja tapi khawatir kena biang keringat. Jadi, nggak usah dibayangkan deh betapa ribetnya harus mandi dengan kaki dibungkus handuk, wkwkwkw.
Sampai-sampai perawatnya curiga saya membatasi asupan makanan. Istilahnya “tarakan”. Ada kan ya orang habis operasi membatasi makanan, seperti gak makan sayur berkuah, gak makan ayam, dll. Tapi saya enggak kok. Enggak ada lah pantangan makanan untuk luka jahitan, semua saya makan. Ya sayur, protein hewani yang katanya bisa mempercepat penyembuhan luka, dan minum air bening minimal 2 liter perhari. Saking pengin cepat sembuh.
Tapi ya gitu deh… luka saya belum kering dan benang belum bisa diangkat.
Dokter sempat menyarankan agar perbannya dibuka saja, enggak usah ditutup biar cepat sembuh. Duh, saya kok ngeri ya melihat luka yang belum kering terbuka tanpa perban. Akhirnya ya luka saya ditutup kasa lagi tapi enggak terlalu rapat.
Dokter juga meresepkan gentamine, salep untuk mengeringkan luka jahitan. Tapi saya enggak jadi beli karena harganya 130 ribu-anhehehe. Oiya, kebetulan saat itu di apotik terdekat rumah saya pas kosong.
Seperti sebelumnya, dokter menyarankan saya untuk kembali tiga hari lagi.
Merawat Luka Jahit di Kaki
Berarti sudah seminggu lebih nih luka sobek di kaki saya yang telah dijahit belum juga mengering. Masih ada sedikit nanah tapi berwarna pink yang kata suami saya itu bukan nanah tapi proses penyembuhan luka.
Iya juga sih, saat saya baca-baca artikel di aladokter.com katanya gini:
“Luka jahit bernanah umumnya terjadi pada luka yang mengalami peradangan akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Luka bernanah ditandai keluarnya cairan berwarna kuning, putih kekuningan ataupun kuning kecokelatan.”
Nah, kalau cairan pada luka saya ini warnanya pink. Bukan kuning, putih kekuningan, atau kuning kecoklatan. Jadi saya menyimpulkan kalau tidak berbahaya seperti yang disampaikan klikdokter.com
“Cairan bening yang keluar dari luka jahitan merupakan cairan serum yang keluar pada luka yang menyembuh. Selama tidak berbau, bernanah, darah tidak semakin bertambah dan menimbulkan nyeri, ini tidak masalah”
Saya pun nggak balik lagi ke rumah sakit setelah tiga hari seperti saran dokter. Ya kalau luka jahitan di kaki bengkak… Lah ini baik-baik aja kok. Jadi, saya biarkan saja luka saya ditutup perban tapi tidak terlalu rapat. Saran suami saya sih dibiarkan aja dulu sampai mengering.
Setelah itu saya amati kok luka saya mengering, saya buka perbannya dikit untuk mengintip. Sedikit lega deh saya karena rasa sakit pada luka pun semakin berkurang.
Akhirnya, Benang Jahit Diangkat Setelah Dua Minggu
Pada hari Selasa (8/9), saya merasa luka saya sudah kering dan rasa sakitnya sudah sangat berkurang, sudah nggak cenat cenut lagi. Saya sudah mulai bisa beraktivitas secara normal. Tidak seperti sebelumnya saat kaki saya masih terasa sakit, saya lebih sering rebahan sambil nonton drama korea.
Saya pun dengan pede pergi ke rumah sakit dan yakin kalau benangnya sudah bisa diangkat.
Tapiiii… kenyataan berkata lain, kata perawatnya luka saya belum benar-benar kering karena itu yang kering di luar saja. Ada semacam keropeng atau korengnya. Koreng adalah reaksi alami tubuh sebagai proses penyembuhan area kulit yang terluka dari infeksi.
Pada kontrol dan perawatan luka yang terakhir ini perawatnya laki-laki, kayak orang luar Jawa gitu tapi beliau super sabar loh. Oleh pak perawat ini keropeng pada luka saya diangkat dan tampak bahwa luka saya belum kering meskipun rasa nyerinya sudah sangat berkurang.
Setelah keropengnya diangkat, saya meminta kepadanya untuk mengangkat benang jahit pada luka saya. Alhamdulillah dikabulkan dan ternyata enggak seseram bayangan saya. Malahan gak terasa kok saat benangnya dicabut. Masih lebih sakit saat lukanya ditekan-tekan dan dibersihkan agar tidak ada nanah atau kotoran yang tertinggal.
Selesai perawatan luka, pak perawat menyarankan bioplacenton untuk luka jahit. Tapi saya malah bertanya penggunaan nebacetin serbuk yang ditaburkan ke luka dan katanya boleh saja.
Saya dapat info nebacitin ini dari ibu yang sebelumnya pernah merawat luka pada kaki bapak yang terkena abses.
Merawat Luka Jahit Secara Mandiri
Pada saat control terakhir tersebut, oleh pak perawat saya diajarin merawat luka secara mandiri. Mungkin beliau kasihan ya melihat saya bolak-balik ke rumah sakit, hehehe.
Kata beliau, luka boleh saya bersihkan sendiri tapi harus steril dan mempersiapkan alat-alat berikut.
- Cairan infuse
- Alkohol
- Kasa steril
- Plester luka
Begini cara merawat luka yang benar kata pak perawat:
- Kalau nggak pakai sarung tangan steril, bersihkan dulu tangan dengan alcohol
- Cuci luka jahit dengan cairan infuse
- Basahi kasa dengan cairan infuse, lalu usapkan ke luka dengan satu usapan, satu arah dari luka sebelah dalam, ke arah luka paling luar. Nggak boleh balik lagi ke luka sebelah dalam ya.
- Lalu taburkan nebacitin di atas luka jahit biar cepat kering.
- Tutup luka dengan kasa steril dan rekatkan ringan dengan plester
- Usahakan luka tidak terkena air hingga benar-benar kering. Lalu, kapan luka jahit boleh kena air? Ehm… menurut saya sih lebih baik kalau sudah benar-benar kering agar tidak terkontaminasi bakteri.
Saya pun mempraktikkan cara merawat luka yang diajarkan pak perawat dari luar Jawa tersebut ^_^ Sambil sesekali saya usapkan minyak sumber waras.
Alhamdulillah satu minggu kemudian luka saya mengering dan setelah dua minggu barulah tertutup sempurna dengan kulit, meninggalkan bekas luka hingga sekarang.
Jadi, berapa lama luka jahitan di kaki sembuh? Itu tergantung tubuh masing-masing orang, ada yang cepat ada yang lama.
Sekarang tinggal mikirin cara menghilangkan bekas luka saya ^_^
Demikian cerita pengalaman merawat luka jahit pada kaki saya. Semoga bermanfaat untuk teman-teman pembaca sekalian.
Salam semangat,
Sumber:
https://www.alodokter.com/tanda-tanda-luka-bernanah-yang-menjadikannya-berbahaya
https://www.klikdokter.com/tanya-dokter/read/3621599/luka-operasi-mengeluarkan-cairan-bening
18 Komentar. Leave new
Duh, ngeri juga ya Mbak Eni bisa luka sobek sampai dua minggu. Itu ceritanya gimana jatuhnyaa, tertimpa pas distandarin atau gimana? Aku paling malas sekarang konsumsi antibiotik karena khawatir bakteri dalam tubuh malah kebal. Syukurlah, Mbak udah penyembuhan sekarang ya berarti, luka mulai kering dan semoga hilang bekasnya. Aku baru tuh soal nebacitin buat, semoga jangan sampai luka demikian lagi ya Mbak. Apalagi pas pandemi begini walaupun gratis tetap waswas.
Duh, semoga sehat selalu dan gak kejadian lagi tertimpa motor, ya, Mbak.
Aku dlu pernah ngalamin infeksi di luka jahit bekas operasi cesar. Kulit sekitar area yg diplester bentol merah dan berair, padahal jahitannya baru 5 hari. Dokternya sampai geleng2 kepala. Ternyata itu terjadi karena kulitku sangat sensitif terhadap plester. Jadi plesternya akhirnya dibuka dan cuma ditetesin Betadine aja tiap hari sampai lukanya kering. Setelah kering baru deh benang jahitannya diangkat.
Sekarang klo ingat rasanya gak kepengen kayak gitu lagi heheheee.. Ribetnya itu lo harus bersihin luka tiap hari. Memang kondisi tubuh tiap orang itu unik dan berbeda, ya.. 🙂
Lihat luka di kakinya ngeri juga ya, agak dalam gitu. Pantas lumayan lama keringnya. Trima kasih utk sharing pengalamannyabya
auuuh ngeri banget mbak fotonya pas dijahit
alhamdulillah aku gak pernah ke RS atau sakit luka separah ini
jadi juga gak tahu apakah aku perlu antibiotik atau tidak
Sehat dan selalu jaga diri ya mbak. Ngilu baca pengalamannya tapi juga jadi mengingat diri untuk berhati-hati dan tetap sabar jalani pengobatan
Jadi keinget bekas jahitan di lutut suami. Hiks, pasti sakit banget ya mbak. kalau kami lukanya dikasih minyak zaitun, Alhamdulillah cepet kering.
Ooh, cairan infus itu bisa buat cuci luka ternyata ya mbak.
Aku kira cukup pakai revanol plus alkohol aja. Eh ternyata butuh sarung tangan juga.
Btw thanks sharingnya, informatif sekali 🤗
bacanya ikut cenat cenut hihi. luka jahit di kaki merawatnya butuh ketelatenan ya kak, semoga lekas bener2 pulih dan mengurus bekas luka lekas hilang, mungkin bisa pakai bio oil Mbak namun lama sih kudu sabar hihi
Luka yang menganga kayak gitu memang rada lama nutupnya ya mbak.
Kalau saya malah punya ‘penyakit’, saat lukanya tertutup, saya seringnya malah ngelopeking lukanya T..T.
Ya Allah gak nyangka ya, Mbak. Kayaknya cuma 4 jahitan aja, ternyata perawatannya lumayan menguji kesabaran juga. Pas basah masih nyeri dan berisiko nanah. Pas kering guatel pengin garuk-garuk. Nah, bekasnya itu juga yang jadi PR banget.
Ngeri juga ya lukanya, semoga lekas sembuh mbak. Terima kasih atas sharing pengalamannya. Meski berhati-hati dan waspada nih agar selalu terjaga.
kalo kaki luka rasanya tuh yaa susah gerak aja harus nahan hehe tapi ngerik juga yaa kaki mbak itu luka sobek sampai 2 minggu pasti rasanya ngilu banget yaa
Huhuhu, ngilu bacanya…
Waktu habis operasi cesar, luka jahit saya juga bernanah… Sama, dikira pilih-pilih makanan enggak makan ayam, hiks… Padahal saya puas-puasin makan ayam, soalnya pas hamil enggak bisa makan sama ayam, bau bikin mual, heuheu…
Baca ini aku merinding mbak…tapi memang katanya luka di organ bagian gerak itu agak lama sembuhnya. Syukurlah ikut lega, sudah sembuh lukanya.
Anehnya kalau saya malah luka tanpa perban itu selalu sembuh atau mengering lebih cepat dibanding pakai perban. Nah makanya kalau luka, setelah dibersihkan saya lebih suka dibiarkan terbuka tanpa perban karena proses pengeringannya lebih cepat.
mba lihat lukanya auto ngilu, btw mba minyak sumber waras itu sejeni EO kah ? makasih
Anakku pernah jatuh dari sepeda hingga luka di lutut. Dia jatuh kembali dan luka di tempat yang sama sehingga terjadi infeksi. Tubuhnya ikut demam akibat bakteri, kata Dokter.
Syukurlah bisa kembali sehat setelah seminggu dirawat di rumah dengan berulangkali pake cairan infuse dan minum antibiotik. Kalau anakku bedanya tidak pake kasa steril untuk menutup luka karena luka terbuka cukup besar. Jadi bukan luka jahit.
Kalau sayab belum berani nih mba rawat luka jahit sendiri, soalnya phobia gitu. Tapi penting jg ntuk tahu nih untuk persiapan ke depannya